Memahami pergerakan harga saham merupakan hal penting bagi investor maupun trader. Salah satu alat yang paling populer untuk membaca pergerakan harga saham adalah grafik candlestick. Grafik ini memberikan visualisasi yang mudah dipahami tentang pergerakan harga saham dalam periode waktu tertentu. Lalu, bagaimana cara membaca grafik candlestick saham? Simak berikut.
Apa itu Grafik Candlestick?
Grafik candlestick adalah jenis grafik harga yang populer di kalangan investor dan trader karena mudah dibaca dan dipahami. Grafik ini menggunakan batang-batang lilin (candlestick) yang berwarna hijau atau merah untuk menunjukkan pergerakan harga saham.
Warna hijau (atau putih) menunjukkan harga saham naik, sedangkan warna merah (atau hitam) menunjukkan harga saham turun. Setiap batang lilin mewakili satu periode waktu, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan.
Setiap candlestick terdiri dari:
Sumbu atas (upper shadow): bagian shadow yang berada di atas body, yang menunjukkan harga tertinggi dalam periode tersebut.
Sumbu bawah (lower shadow): bagian shadow yang berada di bawah body, yang menunjukkan harga terendah dalam periode tersebut.
Real body (badan): istilah lain untuk body, yang menunjukkan selisih antara harga pembukaan dan penutupan dalam periode tersebut.
Open: harga pembukaan dalam periode tersebut, yang berada di ujung bawah body pada bullish candle, dan di ujung atas body pada bearish candle.
Close: harga penutupan dalam periode tersebut, yang berada di ujung atas body pada bullish candle, dan di ujung bawah body pada bearish candle.
Cara Membaca Grafik Candlestick Saham
Berikut adalah beberapa langkah untuk membaca grafik candlestick saham:
1. Memahami Bagian-Bagian Candlestick
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pahami bagian-bagian candlestick seperti badan, sumbu, dan warna. Hal ini penting untuk memahami informasi yang terkandung dalam setiap candlestick.
Badan (Body): Bagian yang menunjukkan rentang antara harga pembukaan (open) dan harga penutupan (close). Jika badan candlestick berwarna, biasanya hijau (bullish) atau merah (bearish).
Sumbu (Wick): Garis yang menghubungkan badan candlestick dengan harga tertinggi (upper wick) dan harga terendah (lower wick) pada periode tertentu.
Warna: Warna badan candlestick menandakan apakah harga saham naik (hijau/bullish) atau turun (merah/bearish).
2. Menganalisis Bentuk Candlestick
Terdapat berbagai bentuk candlestick yang memiliki arti dan interpretasi berbeda. Beberapa bentuk candlestick yang umum adalah:
Doji: menunjukkan keraguan pasar antara pembeli dan penjual. Pola Candlestick Doji terjadi ketika harga pembukaan dan penutupan hampir sama.
Hammer: menunjukkan potensi pembalikan tren dari turun ke naik (bullish reversal). Pola Hammer memiliki sumbu bawah yang panjang dan badan kecil di atas.
Shooting Star: menunjukkan potensi pembalikan tren dari naik ke turun (bearish reversal). Pola shooting star memiliki sumbu atas (upper shadow) yang panjang dan badan kecil di bawah. Sekilas, bentuknya seperti pola hammer yang terbalik.
Engulfing Pattern: menunjukkan tekanan kuat dari pembeli atau penjual. Terdapat dua pola engulfing, yaitu bullish engulfing (badan candlestick hijau yang menelan bearish candle sebelumnya) dan bearish engulfing (sebaliknya).
3. Mengidentifikasi Pola Candlestick
Selain memiliki bentuk yang berbeda, candlestick juga punya beberapa pola yang populer dengan arti tertentu yang dapat membantu kamu memprediksi pergerakan harga saham di masa depan. Contohnya:
Morning Star: Menunjukkan potensi pembalikan tren dari turun ke naik. Pola Morning Star memiliki tiga formasi candle, yaitu candle bearish yang mencerminkan harga sedang turun. Kemudian candle yang kedua adalah bisa candlebearish, bullish, atau bisa juga doji (ketika harga pembukaan dan penutupan sama). Sementara candle ketiga adalah candlebullish, yang menjadi sinyal bahwa harga akan segera berbalik arah.
Evening Star: Kebalikan dari pola sebelumnya, pola Evening Star menunjukkan potensi pembalikan tren dari naik ke turun. Pola ini terdiri dari tiga formasi candle, yaitu candle pertama bullish, candle kedua bisa bullish, bearish, atau doji, dan candle ketiga adalah candle bearish.
Three White Soldiers: Menunjukkan tren naik yang kuat. Pola Three White Soldiers terdiri dari tiga candle bullish berturut-turut yang muncul ketika tren bearish atau saat harga saham sedang dalam tren menurun (downtrend).
Three Black Crows: Kebalikan dari pola sebelumnya, pola three black crows menunjukkan sinyal tren turun yang kuat. Terutama jika pola terbentuk setelah tren bullish yang kuat dan terkonfirmasi dengan munculnya candlestick bearish lainnya. Pola three black crows terdiri dari tiga candle bearish yang muncul berturut-turut.
4. Menggabungkan Bentuk/Pola Candlestick dengan Indikator Teknikal
Untuk menambah conviction, kamu dapat menggunakan sejumlah indikator teknikal seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan Bollinger Bands bersama dengan analisis bentuk/pola candlestick.
Gunakan Fitur Chartbit Stockbit untuk Membaca Grafik Candlestick
Setelah kamu mempelajari cara membaca grafik candlestick saham, kamu dapat mengaplikasikannya untuk menganalisis saham-saham pilihan kamu. Namun, kamu juga membutuhkan alat yang dapat membantu kamu menampilkan dan menginterpretasikan grafik candlestick dengan mudah dan cepat.
Salah satu alat yang dapat kamu gunakan adalah Chartbit, fitur dari aplikasi investasi saham Stockbit dari PT Stockbit Sekuritas Digital.
Dengan Chartbit, kamu dapat melihat grafik candlestick saham-saham Indonesia dengan berbagai periode, indikator, dan alat bantu lainnya. Kamu juga dapat berbagi grafik kamu dengan komunitas Stockbit yang terdiri dari para trader dan investor saham profesional dan pemula.
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.