Memahami Floating Loss dan Floating Profit dalam Saham / by Guest User

Saham adalah investasi yang memiliki risiko tinggi. Seorang investor atau trader, bisa saja mendapatkan keuntungan dan kerugian dalam proses transaksi saham. 

Sering kali, istilah keuntungan disebut dengan profit dan kerugian disebut loss. Selain itu, ada pula istilah floating loss dan floating profit. 

Pasti kamu penasaran kan dengan istilah ini? Yuk simak artikel ini hingga selesai.

Apa Itu Floating Loss?

Floating loss adalah kondisi dimana kerugian belum terjadi. 

Misalkan kamu membeli saham, lalu pada halaman portofolio sudah terlihat kerugian yang ditunjukkan warna merah. Namun, sebenarnya kerugian itu belum terjadi sama sekali karena yang kamu lihat hanyalah pemberitahuan perhitungannya saja.

contoh floating loss

Contoh floating loss

Kondisi ini masih berupa kondisi yang belum terealisasi atau unrealized loss

Kecuali jika kamu melakukan penjualan saham tersebut, kondisi ini berubah dari floating loss menjadi loss.

Contoh Floating Loss

Misalnya kamu membeli saham sebuah perusahaan sebanyak 10 lot = 1.000 lembar. Harga saham tersebut Rp 3.000/lembar. 

Selama kamu menyimpan saham tersebut, ternyata saham perusahaan tersebut turun ke angka Rp 2.500/lembar. 

Hal ini tentunya memberikan kerugian Rp 500 tiap lembar saham yang kamu beli. Namun, kamu memutuskan untuk tetap menyimpan saham ini.

Inilah yang disebut sebagai floating loss, kondisi dimana investor sudah rugi namun belum rugi secara materiil karena tak menjual sahamnya. 

Apa Itu Floating Profit ?

Floating profit adalah kebalikan dari floating loss. Floating profit merupakan keuntungan yang belum terealisasikan. 

Ini karena pihak investor belum menjual saham yang dimiliki, padahal pada catatan portofolionya sudah menunjukkan keuntungan. 

Alasannya beragam, bisa jadi karena hasil analisanya memprediksi harga saham dapat naik lebih tinggi, memiliki target profit yang belum tercapai atau memutuskan untuk investasi jangka panjang.

contoh floating profit

Contoh floating profit

Contoh Floating Profit

Misalnya kamu membeli saham sebuah perusahaan sebanyak 10 lot = 1.000 lembar. Harga saham tersebut Rp 2.000/lembar. 

Selama kamu menyimpan saham tersebut, ternyata saham perusahaan tersebut naik ke angka Rp 2.500/lembar. 

Hal ini tentunya memberikan keuntungan Rp 500 tiap lembar saham yang kamu beli. Namun, kamu memutuskan untuk tetap menyimpan saham ini.

Inilah yang disebut sebagai floating profit, kondisi dimana investor sudah untung namun belum untung secara materiil karena tak menjual sahamnya. 

Floating profit akan berubah menjadi profit, saat kamu menjual saham tersebut.

Tips Menghadapi Floating Loss dan Floating Profit

Pada umumnya investor pemula masih gegabah ketika mengalami floating profit dan floating loss.

Ketika mengalami floating loss, akan panik dan menjual saham mereka. Padahal jika dipertimbangkan dengan baik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

  1. Cut loss untuk menghindari kerugian lebih dalam jika harga saham tidak naik berdasarkan analisa yang dilakukan

  2. Tetap hold saham karena yakin harga akan naik atau ketika melakukan investasi jangka panjang dengan memilih saham berfundamental bagus

Begitu juga saat floating profit. Ada investor yang buru-buru menjualnya karena khawatir harganya turun. Padahal dikondisi ini, kamu bisa lakukan :

  1. Jual sebagian saat itu, lalu jual setengahnya pada hari perdagangan berikutnya

  2. Tetap hold saham untuk mendapatkan profit maksimal atau ketika melakukan investasi jangka panjang

Pada akhirnya kamu harus memutuskan untuk bertindak, sepanjang yang kamu lakukan bukan tindakan buru-buru dan gegabah. Maka, lakukan analisa dengan baik agar keputusan yang kamu ambil tepat.

***

Memahami floating loss floating profit adalah hal yang penting untuk investor. Jangan sampai kamu sembarangan melakukan cut loss hanya untuk menutupi kerugian, karena bisa saja saham kamu akan naik di masa depan.