Mengenal Jenis Trader Saham : Scalper, Intraday dan Swing / by Guest User

jenis trader saham

Saat mengarungi dunia investasi kamu perlu mengenal mengenai berbagai macam tipe trader dalam perdagangan saham. Pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama membahas dengan lebih mendalam tentang 3 jenis tipe trader.

3 Jenis Trader Saham : Scalper, Intraday dan Swing

Tiga tipe trader tersebut adalah Scalper, Intraday Trader dan Swing Trader. Jadi tanpa perlu basa-basi lagi, ayo langsung saja kita masuk pada pembahasan tipe trader yang pertama.

1. Scalper Saham

Seperti namanya seorang scalper adalah trader yang berdagang saham dengan gaya scalping. Scalping sendiri adalah gaya perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar dengan jangka waktu pendek. Jangka waktu perdagangan seorang scalper biasanya hanya memakan waktu hitungan menit atau bahkan per detik saja.

Gaya ini juga sangat mengandalkan grafik perdagangan untuk mengamati harga saham sehingga scalper bisa melakukan analisis pergerakan pasar. Seorang scalper selalu memperhatikan pola grafik untuk memprediksi pergerakan harga dalam waktu singkat.

Bisa dikatakan seorang scalper adalah trader yang memanfaatkan perubahan harga yang kecil namun sesering mungkin. Sebab frekuensi jual beli dalam scalping hanya membutuhkan hitungan waktu per menit dan detik saja.

Jadi scalper akan melakukan aktivitas jual beli dengan volume yang tinggi dalam perdagangan suatu emiten dalam waktu yang singkat.

Kemudian bisa kamu ketahui juga bahwa semakin besar modal dan semakin tinggi frekuensi perdagangan seorang scalper maka semakin baik pula untuk menjalankan strategi ini. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam satu hari perdagangan.

 Strategi Scalping

Sebenarnya scalping adalah tahap yang paling sulit bila kamu bandingkan dengan 2 strategi lainnya. Untuk itu perlu jam terbang serta pengalaman yang mumpuni dalam menjalankannya. 

Kamu juga tidak boleh lupa bahwa strategi ini penuh dengan risiko. Sebab scalping umumnya efisien untuk saham-saham yang mempunyai volatilitas tingkat tinggi dalam perubahan harganya.

Berikut beberapa tips dan strategi dalam menjalankan scalping saham:

1. Menguasai Analisis Teknikal

Dasar yang harus seorang scalper miliki adalah menguasai analisis teknikal. Mengapa begitu? Karena jangka waktu yang pendek tentu saja lebih efisien menggunakan analisis teknikal daripada analisis fundamental

Alasan lainnya karena analisis fundamental menyita waktu yang terbilang lebih lama. Ini dia beberapa analisis teknikal dasar yang harus kamu ketahui dalam scalping saham:

· Moving Average

Analisis teknikel ini berfungsi untuk mencari harga rata-rata dalam jangka waktu tertentu dalam suatu emiten saham. Dengan analisis ini kamu bisa tahu bagaimana pergerakan saham dan mencari harga penutupan pada saat penutupan perdagangan.

Pelajari Moving Average disini.

· Bolinger Band

Untuk analisis ini biasa trader gunakan untuk memprediksi harga dengan prinsip standar deviasi moving average. 

Jadi dalam proses analisisnya terdapat garis moving average serta garis bolinger band atas dan bawah. Semakin stabil garis bolinger semakin baik bagi trader karena perubahan harganya tidak akan terlalu signifikan.

2. Menyesuaikan Antara Modal dan Harga Saham

Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa dalam menjalankan teknik scalping bisa ada beberapa transaksi dalam satu emiten saham saja. Kegiatan keluar masuk dalam saham ini tentu berdampak pada biaya yang harus kamu keluarkan.

Sebab adanya pengenaan biaya jual beli saham pada setiap sekuritas. Jadi kamu harus benar-benar harus memperhatikan modal dan biaya yang akan dibutuhkan dalam scalping saham. 

Alasannya karena frekuensi perdagangan seorang scalper adalah yang paling banyak dibandingkan dengan tipe trader yang lain.

3. Pengambilan Keputusan yang Cepat

Karakteristik saham yang cocok untuk scalping adalah saham yang mempunyai volatilitas tingkat tinggi. Sehingga situasi dan kondisi ini mau tidak mau mengharuskan seorang scalper membuat keputusan yang tepat dalam waktu yang singkat.

Karena bila tidak, kamu bisa saja mengalami kerugian karena memang perubahan harga sahamnya sangat cepat dan signifikan. Untuk itu seorang scalper wajib fokus dalam menjalankan strategi ini, khususnya dalam melakukan buy dan sell perdagangan saham. Sehingga waktu pembelian dan penjualan bisa scalper eksekusi pada posisi harga yang tepat.

2. Intraday 

Jenis trader saham berikutnya adalah intraday yang melakukan aktivitas perdagangan jual beli saham dalam hari yang sama  keesokan harinya atau maksimal dalam jangka waktu tiga hari. Memang benar rentan waktu perdagangan intraday lebih lama daripada scalping, namun strategi ini masih masuk dalam kategori jangka pendek.

Seorang intraday trader memanfaatkan grafik real time dalam memprediksi pergerakan harga dalam jangka waktu harian. Oleh karena itu, baik dalam kondisi pasar yang sedang bullish, bearish maupun sideways seorang intraday trader bisa mendulang keuntungan. 

Apalagi adanya market rebound saat IHSG mengalami penurunan tren, pasti banyak terdapat intraday trader yang memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan.

Target keuntungan dari strategi scalping maupun intraday tergolong tidak terlalu besar dalam satu kali jual beli. Namun trader akan melakukannya dengan frekuensi sesering mungkin sehingga akumulasi keuntungan dari transaksi-transaksi tersebut sangatlah besar.

Strategi Intraday

Sama seperti scalping, risiko dalam strategi ini juga terbilang cukup tinggi. Untuk itu kamu perlu kemampuan analisis dalam menjalankan strategi ini dengan benar. Ini dia beberapa tips yang bisa kamu terapkan dalam intraday trading.

1. Menentukan Time Frame

Seorang intraday umumnya memakai time frame trading yang tergolong sangat singkat yaitu hitungan menit hingga satu jam. Time frame ini berguna untuk membantu intraday trader memantau naik turunnya harga saham.

2. Mengetahui Arah Trend

Pentingnya mengetahui trend dalam tahapan pengambilan keputusan dengan gaya intraday trading. Kamu harus tahu apakah market sedang dalam trend bullish maupun bearish, ataupun saat sideways.

Apabila market sedang up trend (bullish) kamu bisa melakukan pembelian. Sebaliknya bila market sedang downtrend (bearish) maka kamu bisa melakukan penjualan.

Sedangkan saat market sideways sebaiknya kamu jangan melakukan aktivitas perdagangan dahulu karena ini tanda market sedang tidak menentu.

3. Membuat Order

Setelah menentukan time frame dan mengetahui arah trend, intraday trader bisa menganalisa posisi buy atau sell. 

Setelah melakukan buy kamu harus menentukan target keuntungan. Bila sudah segera lakukan penjualan untuk merealisasikan keuntungan karena umumnya harga saham yang volitilitasnya tinggi mengalami naik turun harga secara cepat.

3. Swing Trader

Swing trading merupakan strategi jual beli saham yang cenderung mengandalkan tren harga saham dalam proses pengambilan keputusannya. Cara mengidentifikasi pasar menjadi poin penting untuk analisis teknisnya. Jangka waktu dari strategi ini juga terbilang masih pendek yaitu antara rentan waktu per hari atau per minggu saja.

Tren pasar sangat mendominasi karena mempunyai peranan utama, untuk itu perlunya indikator dalam implikasi strategi ini. Kebanyakan indikator yang swing trader gunakan adalah indikator yang sederhana sehingga mudah dalam penggunaannya.

Indikator seperti ini juga akan mempersingkat analisis sehingga sesuai dengan gaya swing yang cenderung mempunyai keterbatasan waktu.

Sekilas memang strategi swing ini mirip dengan intraday trading, namun sebenarnya berbeda. Meski memiliki kemiripan, swing trading biasanya tidak menutup perdagangan pada hari yang sama saat pembelian. 

Alasannya karena untuk mengupayakan melakukan penjualan pada posisi dan momentum yang tepat sehingga keuntungan yang bisa swing trader dapatkan lebih besar.

Strategi Swing Trading

Strategi untuk melakukan swing trading sebenarnya cukup sederhana, cukup dengan melakukan entry market dan exit market. Berikut penjelasan lebih dalam mengenai kedua strategi ini:

1. Entry Market

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa swing sangat tergantung pada terjadinya tren pada suatu saham. Ada tiga tren yang harus kamu tahu yaitu tren naik (bullish), tren turun (bearish) dan tren mendatar (sideways).

Dengan mengetahui tren yang terjadi pada market kamu bisa menyusun strategimu sendiri dalam aktivitas perdagangan. Tapi kebanyakan para swing trader akan membeli saat saham memasuki level breakout dan menghindari aktivitas saat market sedang sideways.

2. Exit Market

Exit market merupakan strategi teknikal dalam menjual saham, pengamatan pergerakan harga kamu perlukan dalam penerapannya. Apakah harga akan terus naik atau mengalami pembalikan tren.

Langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan harga dan mencegah kamu keluar pada posisi penurunan harga yang lebih dalam yang mengakibatkan keuntungan yang berkurang atau bahkan bisa berdampak pada kerugian dalam aktivitas trading.

***

Demikian penjelasan sekilas tentang definisi tiga jenis trader saham beserta strategi yang bisa kamu lakukan dalam implementasinya. Tentu saja semua strategi tersebut bisa kamu gunakan dengan aplikasi Stockbit

Karena Stockbit mempunyai banyak fitur dan indikator yang menunjang aktivitas trader dalam perdagangan saham. Jadi tunggu apa lagi, segera kembangkan investasimu di Stockbit.