Apa itu Koreksi Saham dan Bagaimana Strateginya? / by Guest User

Dalam dunia pasar moda, ada banyak istilah saham yang kerap dipakai investor untuk memudahkan komunikasi, diantaranya adalah koreksi saham.

Lalu, apa itu koreksi saham? Simak penjelasan berikut ini!

Apa itu Koreksi Saham?

Koreksi saham adalah kondisi penurunan harga saham individual atau indeks saham sebesar 10% hingga 20% dari harga puncak terbaru.

Koreksi saham dapat terjadi karena beberapa alasan, mulai dari faktor kondisi ekonomi global, pengaruh kebijakan moneter, adanya konflik geopolitik yang mengganggu kelancaran distribusi barang, kondisi pasar saham yang sudah overheated, sentimen, hingga faktor kinerja perusahaan yang stagnan atau memburuk. 

Meskipun suatu saham baru bisa dikatakan mengalami “koreksi” apabila harganya turun minimal sebesar 10%, namun kenyataannya, sekarang istilah ini justru lebih sering dipakai pada semua saham yang mengalami penurunan harga sekalipun penurunannya belum menyentuh 10%.

Sebagai contoh, kalau kamu sering menonton berita di televisi atau membaca artikel saham di internet, biasanya kamu tidak akan sulit mendapati presenter atau jurnalis yang memakai istilah “koreksi” pada saham-saham yang mengalami penurunan kurang dari 10%.

Contoh Koreksi Saham

Koreksi di pasar saham terjadi cukup sering. Bahkan menurut penelitian, koreksi saham dapat terjadi minimal 1 kali dalam periode dua tahun. Di Indonesia, contoh koreksi saham paling jelas dapat kita lihat pada pergerakan IHSG selama periode Maret 2020 lalu.

Saat itu, usai pemerintah mengumumkan pasien pertama Covid-19 di Indonesia, yakni pada 2 Maret 2020, tiga hari kemudian Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mulai menunjukkan respon negatif atas kejadian tersebut.

Alhasil, mulai 5 Maret 2020 sampai dengan 24 Maret 2020, kinerja IHSG tercatat mengalami penurunan yang cukup dalam mencapai 1.748 basis poin (30,73%), dari sebelumnya di level 5.687 pada 5 Maret 2020 menjadi 3.939 pada penutupan perdagangan 24 Maret 2020.

contoh koreksi saham pada ihsg

Grafik yang diarsir adalah pergerakan IHSG periode 5 Mar – 24 Mar 2020

Jika kita membandingkan grafik IHSG di atas dengan grafik harga saham individual, contohnya BBRI, maka kita juga akan melihat bahwa terjadi pola penurunan harga saham yang serupa.

Untuk periode yang sama, saham BBRI tercatat mengalami koreksi signifikan hingga 43,1% dari Rp 4.181 per saham pada 5 Maret 2020 menjadi Rp 2.378 per saham pada 24 Maret 2020.

BBRI 5-24 Mar 2020 koreksi bbri

Grafik yang diarsir adalah harga saham BBRI periode 5 – 24 Maret 2020 

Apabila dua contoh di atas belum cukup, kamu dapat melihat koreksi saham terjadi cukup sering pada saham-saham yang berkapitalisasi rendah atau kurang dari Rp 500 miliar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Saham yang masuk dalam kategori ini umum disebut dengan istilah saham lapis tiga (third liner) dan memiliki karakteristik berupa volatilitas harga yang tinggi.

Tips Menghadapi Koreksi saham

Koreksi merupakan suatu hal yang umum terjadi di pasar saham. Karena itu, kamu tidak perlu khawatir apalagi sampai melakukan panic selling ketika mengalaminya sendiri.

Alih-alih panic selling, berikut adalah beberapa cara bijak yang bisa kamu lakukan dalam menghadapi harga saham yang koreksi.

1. Memastikan penyebab koreksi

Setiap koreksi yang terjadi pada saham pasti disebabkan oleh sejumlah faktor. Tugasmu adalah mencari apa faktor utama penyebab dari koreksi tersebut.

Jika penyebabnya merupakan sesuatu yang fundamental dan sulit berubah dalam jangka waktu dekat, sebaiknya segera lepas saham tersebut. Sebaliknya, jika penyebab koreksi saham adalah sesuatu yang sementara dan mudah dirubah, barangkali tetap memegang (hold) saham tersebut adalah keputusan yang tepat.

2. Sediakan kas untuk beli saham diskon

Ketika pasar saham mengalami koreksi, biasanya harga saham pada umumnya akan mengalami penurunan, termasuk saham-saham bluechip yang memiliki fundamental kuat. 

Saat itu terjadi, kamu butuh dana likuid yang cukup agar bisa digunakan untuk membeli saham-saham tersebut di harga diskon.

3. Beli saham di saat pasar mulai stabil

Saat pasar sedang koreksi, sebaiknya hindari melakukan pembelian saham apapun, termasuk saham blue chip, karena bisa jadi saham tersebut terus melanjutkan tren pelemahan setelah dibeli. 

Sebaliknya, lakukan pembelian saham hanya ketika kamu melihat bahwa kondisi pasar mulai stabil kembali dan menunjukkan tanda-tanda reversal atau pembalikan arah ke bullish market.

***

Demikian penjelasan tentang apa itu koreksi saham dan strateginya. Artikel ini disediakan oleh Stockbit,- aplikasi trading saham yang legal dan terdaftar di OJK. Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimun deposit.