META Berencana Delisting, Gimana Dampaknya ke Investor? / by Asep Irwan Gunawan

Saham META adalah saham dari PT Nusantara Infrastructure Tbk, sebuah perusahaan infrastruktur swasta terkemuka di Indonesia yang aktif berinvestasi dan mengembangkan berbagai infrastruktur, khususnya jalan tol. 

Bagi kamu yang tertarik membeli saham META, sebaiknya pelajari dulu profil emiten dan bagaimana kinerjanya dalam lima tahun terakhir.

Profil PT Nusantara Infrastructure Tbk 

PT Nusantara Infrastructure Tbk merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang infrastruktur. Perseroan mengelola berbagai proyek infrastruktur seperti jalan tol, energi terbarukan, air bersih, dan pelabuhan laut. 

Perseroan didirikan pada 1 September 1995 dengan nama PT Sawitia Bersama Darma. Nama tersebut kemudian berubah menjadi PT Wahana Tradindo Jaya pada 1998 dan PT Metamedia Technologies pada 2001 sebelum akhirnya menjadi PT Nusantara Infrastructure Tbk pada 2006. Adapun saham Perseroan sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat diperdagangkan sejak 18 Juli 2001 dengan kode perdagangan META.

Hingga akhir 2022, Perseroan memiliki 15 (lima belas) entitas anak yang telah beroperasi, baik yang dimiliki secara langsung sebanyak 5 (lima) entitas maupun tidak langsung 10 (sepuluh) entitas, serta 4 (empat) entitas asosiasi, sebagai kelompok usaha yang bergerak di 4 (empat) sektor infrastruktur, yaitu jalan tol, pengelolaan air bersih, energi terbarukan, dan pelabuhan. 

Adapun di sektor jalan tol, Perseroan memiliki beberapa konsesi jalan tol yang dikelola melalui entitas anak usaha, yaitu Jalan Tol Serpong-Pondok Aren, Jalan Tol Pelabuhan Soekarno Hatta-A.P. Pettarani, Makassar, Jalan Tol Jembatan Tallo-Simpang Mandai Makassar, dan Jalan Tol Kebon Jeruk-Penjaringan.

Selain itu, Perseroan juga tercatat menguasai 40% saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), perusahaan yang mengelola Jalan Tol Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). META resmi mengakuisisi saham tersebut dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) pada 30 Juni 2022 melalui entitas anak PT Marga Utama Nusantara  dengan nilai transaksi mencapai Rp4,03 triliun. 

Lalu, bersama dengan Adhi Karya (ADHI) dan Acset Indonusa (ACST), META juga mendapatkan hak konsesi berdurasi 45 tahun melalui PT Jakarta Metro Ekspressway (JKTMetro) untuk pengusahaan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated Cikunir-Ulujami.  

Per kuartal-II 2023, pemegang saham utama dan pengendali META adalah PT Metro Pacific Tollways Indonesia dengan kepemilikan sebesar 74,65%. Lalu, ada PT Indonesia Infrastructure Finance dengan kepemilikan 10%, M Ramdani Basri 0,0001%, masyarakat 13,17%. Sedangkan sisa 2,18% merupakan saham treasury. 

Kinerja Saham dan Keuangan META

Kinerja Keuangan META - Graphic

Saham META bergerak relatif fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Seperti terlihat pada grafik di atas, saham ini mengalami tren menurun sejak Oktober 2018 sampai dengan Maret 2020, dimana penurunan tajam terjadi pada awal 2020 karena pengaruh dampak Covid-19.

Selama periode tersebut, META sempat menyentuh level terendahnya dalam lima tahun, yaitu Rp82/saham pada 6 Mei 2020. Setelah itu, saham berhasil bangkit dan menguat kembali ke sekitar level tertinggi sebelumnya di Rp254/saham pada 29 Desember 2020.

Saham lalu bergerak turun dan cenderung berfluktuasi sepanjang periode 2021 hingga 2023. Adapun sejak 19 September 2023, saham META secara tiba-tiba mengalami lonjakan tajam yang terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada 4 Oktober 2023, yaitu di level Rp322/saham, atau sudah meroket +178% dari level Rp116/saham pada penutupan 18 September 2023.

Terbaru, berdasarkan penutupan perdagangan 7 November 2023, harga saham META diperdagangkan di level Rp238/saham, melonjak +86% secara year-on-year (yoy) dan +94% jika dibandingkan dengan harga saham awal tahun (year-to-date/ytd).

Sementara dari sisi kinerja keuangan, Perseroan mampu mencatatkan pendapatan yang cenderung stabil dalam 4 tahun terakhir, kecuali pada 2021. Pada 2021 pendapatan konsolidasi perseroan tercatat mengalami penurunan -46.20% dari Rp1,6 triliun pada 2020 menjadi Rp845 miliar yang disebabkan oleh menurunnya pendapatan segmen konstruksi.

Dari sisi laba juga anjlok -91,4% dari Rp69 miliar pada 2020 menjadi Rp6 miliar pada 2021. Selain karena penurunan signifikan pada pendapatan, penurunan laba bersih pada 2021 juga disebabkan kenaikan beban bunga pinjaman bank sebesar 40% dari Rp4,7 miliar pada 2020 menjadi Rp6,6 miliar di 2021. 

Pada 2022 pendapatan dan laba bersih META berhasil membaik signifikan. Pendapatan perseroan tercatat melonjak +66% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,4 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh +1.109% menjadi Rp72 miliar. 

Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh peningkatan kinerja lini bisnis jalan tol Perseroan seiring dengan mulai normalnya mobilitas masyarakat pada 2022. Pertumbuhan META juga ditopang oleh ekspansi bisnis yang dilakukan, baik di lini bisnis jalan tol maupun lini bisnis pengadaan air bersih dan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Rencana Delisting META

Baru-baru ini, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan rencana untuk melakukan delisting atau keluar dari pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Mengutip keterbukaan informasi BEI, emiten Grup Salim tersebut menjelaskan ada beberapa alasan yang mendasari diajukannya rencana Go Private oleh Perseroan, yaitu :

  • META tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal sejak terakhir di tahun 2010 dan 2018, dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan.

  • Kinerja keuangan META per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023 menunjukkan kerugian.

  • META tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2018.

  • META memiliki rencana pengembangan di anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar (capital intensive) dan periode yang lama untuk menghasilkan imbal balik investasi (return on investment). Hal ini dapat menambah jangka waktu lebih panjang lagi untuk dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Rencananya, META akan melakukan go private dan voluntary delisting setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang akan dilaksanakan pada 19 Desember 2023.

Sehubungan dengan hal tersebut, BEI memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham META di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan pada hari Rabu, 8 November 2023, hingga pengumuman lebih lanjut. 

Sebagai informasi, terakhir saham META diperdagangkan di level Rp238 per lembar, melonjak +78.95% secara tahunan (YoY) atau +93,5% dari harga awal tahun (YTD).

Dampak Delisting META bagi Investor

Delisting saham META tentu saja akan berdampak bagi investor, baik yang sudah memiliki saham META maupun yang berminat untuk membeli saham META. 

Bagi investor yang sudah memiliki saham META, mereka memiliki dua pilihan setelah perusahaan ini berencana untuk delisting. 

Pilihan pertama adalah menjual saham mereka dengan harga yang wajar melalui penawaran tender yang diselenggarakan oleh META. Penawaran tender ini akan berlangsung selama sebulan, mulai dari 10 Januari 2024 hingga 9 Februari 2024. Harga penawaran tender akan ditentukan berdasarkan harga rata-rata tertinggi saham META di BEI dalam 90 hari sebelum pengumuman RUPSLB soal go private. 

Pilihan kedua adalah tetap memegang saham META, namun tanpa bisa menjualnya lagi di bursa efek. Hal ini karena status perusahaan akan berubah menjadi perusahaan tertutup setelah delisting.

Lalu, bagi investor yang berminat untuk membeli saham META, mereka tidak akan bisa melakukannya lagi setelah Perseroan berhasil delisting secara sukarela. Walau begitu, investor masih bisa membeli saham lainnya yang serupa di BEI yang juga bergerak di pengelolaan jalan tol, misalnya saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP). 

Pantau Aksi Korporasi Terbaru Emiten di Aplikasi Stockbit

Demikian informasi mengenai profil dan kinerja saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) serta rencana perseroan untuk delisting dari BEI. 

Sebagai investor, kamu pasti paham memiliki akses informasi terbaru secara cepat dan akurat juga penting untuk mencapai sukses dalam investasi saham. Untuk itu, kamu dapat memanfaatkan fitur Corporate Action Stockbit, fitur yang memberikan informasi lengkap dan terkini tentang aksi korporasi suatu emiten.

Aksi korporasi adalah agenda atau acara yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat berdampak pada pemangku kepentingan, misalnya pemegang saham. Beberapa contoh aksi korporasi adalah dividen, right issue, stock split, tender offer, RUPS, dan lain-lain. 

Dengan menggunakan fitur Corporate Action Stockbit, kamu bisa mengetahui apakah sebuah perusahaan sedang atau akan melakukan aksi korporasi tertentu. Sehingga kamu dapat mengambil keputusan investasi saham yang tepat dan tidak ketinggalan peluang.

Investasi jadi lebih gampang dengan Stockbit. Download dan cobain semua fiturnya!

Disclaimer:

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.