Kamu pasti pernah mendengar cerita bahwa tidak semua orang yang investasi saham itu berhasil, ada yang untung dan ada pula yang rugi.
Begitu pula dengan orang yang sudah mengalami keuntungan, sebelumnya mereka juga pernah mengalami kerugian atau mungkin mereka bisa mengalami kerugian kembali hingga menghabiskan keuntungan sebelumnya.
Pertanyaannya adalah kalau yang sudah untung bisa mengalami kerugian lagi, untuk apa orang-orang itu masih melakukan investasi saham? Bukankah nantinya akan rugi kembali?
Tentu saja kerugian itu adalah hal yang sulit untuk dihindari, namun efeknya bisa dikurangi. Jadi meskipun ada kerugian, hal itu tidak mempengaruhi seluruh uang yang diinvestasikan.
Misalnya kerugian hanya terjadi pada 30% jumlah uang yang diinvestasikan, sedangkan 70% sisanya masih untung. Akibatnya secara total, investasi masih membuahkan keuntungan.
Dengan contoh diatas, melalui Money Management saham kamu hanya rugi 30% saja. Inilah yang dilakukan oleh orang - orang yang sudah berhasil dalam investasi saham sebelumnya, sehingga keuntungan yang sudah diperoleh tidak habis dalam sekejap akibat kerugian.
Berikut ini akan kita bahas mengenai money management serta bagaimana cara penerapannya.
Apa Money Management Saham Itu?
Money management adalah sebuah proses di mana investor melakukan perencanaan dalam alokasi dana investasi yang dimilikinya yang di dalamnya termasuk alokasi kas, alokasi dana investasi, alokasi dana trading, dan alokasi untuk cadangan kerugian.
Mengapa Money Management Saham Penting
Tujuan adanya money management saham adalah agar seorang investor atau trader memiliki acuan bagaimana cara yang aman untuk mencapai tujuan investasi mereka.
Tanpa money management, maka bisa saja seorang investor melakukan investasi sebebas-bebasnya untuk mencapai tujuan, tanpa memperhatikan kemungkinan resiko yang timbul.
Resiko yang ada di dalam investasi saham bisa membuat seluruh dana investasi habis. Hal inilah yang membuat mengapa money management saham sangat penting agar investasi/trading yang dilakukan memiliki resiko yang terjaga dengan baik.
Bagaimana Cara Melakukan Money Management
Untuk mulai membuat rencana money management saham, ada beberapa langkah yang bisa kamu ikuti di bawah ini.
Langkah langkah dibawah perlu kamu ikuti satu persatu untuk hasil money management saham yang optimal.
1. Tentukan Porsi Trading dan Investasi
Pertama kamu harus tahu dulu, mana yang lebih ingin kamu fokuskan ketika masuk ke saham, apakah ingin fokus di trading atau ingin fokus ke investasi. Perbedaan fokus ini membuat cara money management setiap orang bisa berbeda.
Orang yang lebih fokus ke trading, berarti memiliki porsi trading yang lebih besar daripada investasi pada seluruh dana investasinya. Hal ini berarti ia harus melakukan review money managementnya lebih sering daripada orang yang memfokuskan ke investasi.
Ini karena frekuensi jual dan beli pada trading jauh lebih banyak daripada investasi.
Misalnya kamu tidak terlalu banyak memiliki waktu untuk melakukan trading dan ingin lebih santai, maka porsi investasi kamu bisa lebih besar, misalnya 40% Trading : 60% Investasi atau 30% Trading : 70% Investasi.
Atau sebaliknya bila berniat lebih fokus ke trading, maka porsi trading bisa lebih besar seperti 60% Trading : 40% Investasi, 100% Trading : 0% Investasi. Inilah langkah pertama yang perlu ditentukan dulu.
Untuk memudahkan penjelasan selanjutnya, marilah kita anggap bahwa ada seorang investor yang memiliki porsi seperti ini: 40% Trading : 60% Investasi.
Dalam hal ini total dana yang ia kelola ada 100 Juta Rupiah.
2. Money Management Saham Dalam Investasi
Dalam investasi, kamu perlu menentukan berapa banyak saham ingin kamu pegang. Tentu dalam investasi kita perlu mendalami saham yang ingin kita beli dan terus update dengan perkembangannya.
Semakin banyak saham yang kita investasikan, maka semakin banyak pula waktu yang kita habiskan untuk mempelajarinya.
Kamu tidak perlu mengikuti siapapun dalam jumlah saham yang ingin dibeli, lebih baik hanya punya sedikit saham, tapi benar - benar memahami yang kamu beli.
Misalnya melanjutkan contoh di atas dari 100 Juta rupiah, investor bisa mengalokasikan 60% nya atau 60 juta untuk investasi.
Mulai dari 60 juta tersebut, misalnya kita bisa membagi 40 juta-nya digunakan untuk investasi saham Blue Chip yang kinerjanya terus bertumbuh setiap tahun.
Berapa banyak saham yang harus dibeli? Tidak perlu terlalu banyak, sekitar 3 saham terbesar saja mungkin cukup, karena kinerja pasar sendiri lebih banyak diwakili oleh 3 sampai 5 saham terbesar di IHSG yang kinerjanya terus bertumbuh setiap tahun.
Kemudiaan sisa 20 Juta-nya, bisa kamu gunakan untuk membeli saham yang bukan blue chip tapi punya fundamental yang baik dan dijual di harga yang murah, seperti saham second liner.
Untuk jumlah nya kamu bisa beli 2 atau 3 saham juga yang benar - benar kamu pahami.
3. Money management Saham Dalam Trading
Kemudian, barulah kita masuk pada porsi trading, dimana porsi ini digunakan untuk mencari keuntungan jangka pendek dengan frekuensi jual dan beli jauh lebih besar.
Melanjutkan contoh di atas, uang yang bisa digunakan dalam trading adalah sebesar 40% dari 100 juta yaitu 40 juta.
Dari 40 juta ini, jangan seluruhnya dibelikan saham yang sama. Alokasikan pembagian berdasarkan ekspektasi keuntungan dan resiko yang kamu inginkan.
Misalnya kamu menerapkan reward to risk ratio sebesar 2:1, artinya setiap 1 poin kerugian harus ada potensi keuntungan 2x nya.
Anggaplah dari 40 juta di atas, kamu ingin mendapatkan keuntungan 20% per tahunnya dari trading. Dengan reward to risk ratio 2:1, maka resikonya harus dibatasi setengahnya yaitu 10%.
Ini berarti maksimum kerugian kamu dalam setahun hanya boleh 10% dari 40 juta yaitu 4 Juta.
Dari jatah 4 juta tersebut kamu bisa menentukan, kira - kira berapa kali jumlah kekalahan trading yang ingin kamu alokasikan. Misalnya jumlah yang dialokasikan adalah 8 kali trading.
Artinya 4 juta dibagi dengan 8x yaitu 500 Ribu. Ini berarti setiap kali kamu trading dan nilainya sudah turun 500 Ribu rupiah, maka kamu sudah perlu untuk melakukan cut loss agar kerugian tidak membesar.
Jatah kekalahan trading ini bisa kamu alokasikan sesuai dengan preferensi kamu, bila kamu masih pemula, maka alokasikan jumlah kekalahan tersebut lebih banyak, sehingga kamu lebih nyaman dalam trading.
4. Melakukan Review Berkala
Yang terakhir adalah kamu perlu melakukan review money management saham secara berkala. Tujuannya adalah agar proporsi antara trading dan investasi kamu tetap sesuai dengan rencana awal.
Misalnya tetap sesuai dengan 40% Trading : 60% investasi.
Review ini bisa dilakukan sekali setiap tahun atau lebih, bila ada alokasi yang lebih besar dari target awal, maka dana-nya perlu dipindahkan pada alokasi lainnya.
Seiring waktu porsi Trading : Investasi ini juga bisa diubah mengikuti selera risiko kamu dan waktu investasi yang kamu miliki, asalkan kamu sudah paham betul resiko yang akan ditimbulkan juga.
***
Artikel ini disediakan oleh Stockbit - aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital legal dan terdaftar di OJK.
Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan minimum deposit. Download Stockbit sekarang.