PT Smartfren Telecom Tbk adalah salah satu perusahaan sektor telekomunikasi di Indonesia yang sahamnya tercatat di pasar modal dengan kode saham FREN. Bagi investor yang tertarik mengoleksi saham ini, sebaiknya kenali dulu beberapa aspek mendasar seputar emiten mulai dari profil perusahaan, bagaimana kinerjanya keuangan dan sahamnya?
Profil PT Smartfren Telecom tbk
PT Smartfren Telecom Tbk didirikan pada 2 Desember 2002 dengan nama PT Mobile-8 Telecom, sebagai perusahaan telekomunikasi berbasis jaringan CDMA 2000-1X. Pembentukan perusahaan ini tidak lepas dari upaya Hary Tanoe sebagai pemilik Bimantara Citra saat itu (sekarang PT Global Mediacom Tbk atau “BMTR”) yang ingin membangun perusahaan komunikasi dengan sistem dan layanan baru.
Kegagalan perseroan dalam membayar obligasi senilai Rp675 miliar pada 2008 menyebabkan kepemilikan saham HT atas FREN semakin tergerus hingga akhirnya dilepas seluruhnya, yaitu sisa saham 19% Global Mediacom di FREN, kepada grup Sinarmas pada 2009.
Setelah bergabung dengan Grup Sinarmas, Smartfren terus meningkatkan infrastruktur jaringan, efisiensi operasional, dan jangkauan pasar secara konsisten. Smartfren berubah menjadi operator seluler 4G LTE dengan cakupan nasional yang luas di seluruh Indonesia. Layanan 4G LTE ini adalah teknologi nirkabel generasi keempat yang sudah banyak digunakan oleh operator GSM dan CDMA di dunia.
Smartfren menjadi operator pertama dan terluas di Indonesia yang memiliki jaringan 4G LTE hybrid. Perseroan melakukan pencatatan perdana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 November 2006 dengan kode saham FREN.
Pada tahun 2023, Smartfren akan terus mengembangkan layanan telekomunikasi yang berkualitas dan terjangkau, termasuk layanan 5G dan layanan Beyond Telco yang menyediakan berbagai layanan digital menarik bagi pengguna Smartfren.
Per Juni 2023, PT Smartfren Telecom Tbk memiliki tiga pemegang saham pengendali, yaitu PT Global Nusa Data (23,8%), PT Wahana Inti Nusantara (14,5%), dan PT Bali Media Telekomunikasi (9,8%). Sisanya dimiliki oleh publik (38,5%) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk atau DSSA (13,4%) yang merupakan entitas anak Grup Sinarmas.
Kinerja Saham dan Keuangan FREN
Kinerja saham FREN cenderung melemah dalam lima tahun terakhir. Seperti terlihat pada grafik, saham sebelumnya berada dalam tren naik mulai Januari 2019 hingga sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level Rp365/saham pada 18 Maret 2019.
Lonjakan harga saham yang terjadi selama periode tersebut utamanya disebabkan oleh spekulasi dari para pelaku pasar terhadap rumor-rumor yang beredar di media, salah satunya rumor merger antara FREN dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL).Ketika rumor tersebut tidak terbukti, saham FREN langsung mengalami penurunan tajam hingga menyentuh level gocap atau Rp50/saham pada Maret 2020.
Setelah itu, saham berhasil bangkit dan terus melanjutkan fluktuasi di pasar dengan kecenderungan bergerak menurun. Terkini, saham FREN tercatat diperdagangkan pada harga Rp56/saham sesuai harga penutupan perdagangan saham 25 September 2023.
Sementara dari sisi kinerja keuangan, FREN tercatat baru saja mencetak laba bersih tahunan untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, yaitu sebesar Rp1 triliun pada 2022. Laba ini naik +344,5% dibandingkan tahun 2021 yang mencatat rugi bersih Rp435 miliar.
Kondisi ini terutama disebabkan oleh kenaikan keuntungan dari investasi dalam saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) dan Dalligent Solutions Pte Ltd yang senilai Rp1,6 triliun.
Aksi Korporasi FREN
Sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, FREN tercatat baru lima kali melakukan aksi korporasi, yaitu empat kali right issue dan satu kali reverse split.
Mengacu pada keterbukaan informasi di situs BEI, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana akan melakukan right issue kembali untuk yang ke-5 kalinya pada tahun ini dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 234.000.000.000 saham biasa atas nama seri D dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Adapun RUPSLB Perseroan untuk memperoleh persetujuan atas rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD V) ini akan diselenggarakan pada 24 November 2023.
Sebagai informasi, pada PMHMETD IV sebelumnya yang berlangsung pada 28 April-4 Mei 2021, FREN berhasil menghimpun dana sebesar Rp697,87 miliar yang diperoleh dari menerbitkan sebanyak-banyaknya 5.815.610.387 saham baru seri C dengan harga pelaksanaan Rp120 per saham dan menggunakan rasio 52:1 yang berarti setiap pemegang 52 saham lama akan memiliki hak untuk 1 HMETD yang dapat ditebus di harga pelaksanaan tersebut.
Bersamaan dengan right issue tersebut, FREN juga turut menerbitkan sebanyak 91.841.325.276 waran seri III, dimana setiap kepemilikan 1 waran seri III memberikan investor hak untuk membeli 1 saham baru perseroan dengan harga pelaksanaan Rp100 per saham. Penukaran waran sendiri dapat dilaksanakan selama periode masa berlakunya yaitu mulai tanggal 28 Oktober 2021 sampai dengan 27 April 2026.
Apabila seluruh waran seri III tersebut dikonversi oleh investor, maka FREN akan berpeluang meraih total dana segar mencapai Rp9,1 triliun yang rencananya akan digunakan seluruhnya sebagai modal kerja Perseroan.
Beli Saham FREN bisa di Stockbit
Demikian ulasan mengenai emiten PT Smartfren Telecom Tbk, kinerja keuangannya, dan pergerakan saham FREN lima tahun terakhir. Bagi kamu yang tertarik berinvestasi di saham FREN, kamu dapat membelinya melalui Stockbit.
Stockbit adalah platform investasi saham online yang aman dari PT Stockbit Sekuritas Digital yang sudah resmi berizin OJK. Selain aman, Stockbit juga menyediakan berbagai fitur dan fasilitas untuk memudahkan kamu berinvestasi saham.
Salah satunya kamu bisa pakai fitur Financials di Stockbit untuk baca laporan keuangan perusahaan dengan tampilan lebih menarik dan mudah dibaca. Ayo mulai perjalanan investasi saham kamu di Stockbit dan gunakan fitur-fiturnya secara gratis!
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.