Hati-Hati, Tren Bearish Bisa Bikin Nyangkut / by Guest User

Ada berbagai istilah yang akan sering kamu temukan dalam dunia investasi saham. Di antaranya ialah bullish dan bearish. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan tren pergerakan harga saham pada suatu waktu. 

Jika bullish menunjukkan harga saham yang bergerak ke atas, maka bearish adalah kebalikannya, yakni ketika harga saham bergerak ke bawah.

Apa Itu Bearish?

Bearish adalah kondisi di mana harga saham mengalami penurunan. Isitlah ini juga akrab disebut dengan istilah downtrend .

Kondisi bearish ini merupakan kebalikan dari bullish yang disimbolkan dengan banteng dengan tanduk yang mengarah ke atas. Sementara itu, bearish disimbolkan dengan beruang yang menyerang lawan dengan cakar ke arah bawah yang mengindikasikan trend turun.

tren pergerakan bearish

Bearish

Kondisi pasar bearish ditandai dengan menurunnya harga saham secara keseluruhan. Istilah bearish ini pun kemudian digunakan oleh investor untuk memprediksi trend yang akan naik atau turun.

Namun, seringkali yang terjadi di lapangan adalah para investor cenderung memprediksi arah yang negatif atau menurun. Para investor yang telah yakin dengan prediksi yang dibuatnya akan membuat tindakan lanjutan, yakni dengan menjual saham-sahamnya.

Kepanikan pada harga saham yang turun dan berpotensi merugikan ini menjadi kepanikan massal. Alhasil, persentase penjualan dan pembelian saham tidak seimbang sebab para investor akan lebih memilih untuk menyelamatkan modal dibandingkan dengan menunggu hingga trend menunjukkan perubahan ke arah naik.

Bagaimana Ciri-Ciri Trend Market Bearish?

Ciri-ciri trend market bearish adalah dengan mengenali dan memperhatikan indeks harga saham secara menyeluruh. Adapun syarat yang akan menentukan bahwa suatu kondisi disebut dengan bearish adalah grafik pasar harus menunjukkan sederetan puncak dan lembah yang bergerak menurun.

Terus berlanjutnya kondisi ini seringkali membuat investor memilih untuk menjual saham supaya tidak merugi lebih banyak.

Pelemahan pasar atau bearish merupakan kondisi yang tidak bisa ditolak. Meskipun begitu,  penyebab bearish sebenarnya bisa diidentifikasi sejak awal.

Dengan kata lain, kamu bisa memperkirakan kapan akan terjadi pelemahan pasar yang membuatmu harus memikirkan strategi supaya bisa  mengambil keputusan buy dan sell  di waktu yang tepat.

tren bearish UNVR

Tren Bearish

1. Identifikasi tren bearish dengan Moving Average

Salah satu cara identifikasi tren bearish di pasar saham adalah dengan menggunakan indikator Moving Average (MA). Jika grafik harga saham menembus garis moving average dari atas ke bawah, tandanya ada potensi harga saham memasuki tren bearish.

Sebaliknya, jika grafik harga menembus garis MA dari bawah ke atas, kemungkinan besar saham memasuki tren bullish atau uptrend. Metode identifikasi tren pergerakan harga saham menggunakan cara ini disebut dengan crossover

Strategi lain, kamu juga bisa menggunakan dua garis Moving Average untuk identifikasi tren. Gunakan dua garis MA dengan periode berbeda, satu garis dengan periode pendek dan satu lagi periode panjang. Bila tidak ingin repot, kamu bisa pakai indikator MA Cross yang langsung kasih dua garis MA periode pendek-panjang secara otomatis.  

Jika garis MA periode pendek menembus garis MA periode panjang dari bawah ke atas, tandanya harga saham berpotensi uptrend. Kondisi ini dikenal dengan istilah Golden Cross.

Sebaliknya, jika garis MA periode pendek menembus garis MA periode panjang dari atas ke bawah, tandanya harga saham akan segera memasuki tren bearish. Kondisi ini disebut dengan istilah Death Cross.

2. Identifikasi tren bearish menggunakan pola candlestick

Di samping menggunakan indikator moving average (MA), kamu juga bisa identifikasi tren bearish di pasar saham melalui pola-pola candlestick.

Ada banyak pola candlestick yang menandakan tren bearish, namun yang paling umum dipakai investor/trader antara lain pola hanging man, dark cloud cover, bearish engulfing, the evening star, dan the three black crows.

Sebagai contoh, jika kita mengganti model grafik pergerakan harga saham UNVR di atas menjadi model grafik candlestick lalu memperbesarnya, maka kita akan melihat ada pola bearish engulfing yang terbentuk di sekitar area perpotongan MA periode pendek dan panjang yang mengindikasikan Death Cross, sehingga mengkonfirmasi adanya potensi tren bearish.

Satu hal penting yang perlu diingat ketika mengidentifikasi tren bearish menggunakan pola candlestick adalah kamu harus mengkonfirmasinya dengan berbagai indikator lain seperti Moving Average, support resisten, volume transaksi, dan lain-lain agar tidak salah ambil keputusan jual beli saham.

Sebenarnya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja pasar, di antaranya ialah kinerja perekonomian dalam negeri maupun global yang sedang melemah. Sehingga adanya krisis ekonomi di suatu negara bisa saja menjadi sebab terjadinya penurunan harga saham.

Selain itu, penurunan trend ini bisa juga disebabkan karena munculnya gelembung sebuah aset di pasar keuangan, terjadinya konflik, kondisi perusahaan, psikologis pelaku pasar, pandemi, hingga krisis geopolitik.

Bagaimana Strategi Trading Bearish (downtrend) yang Tepat?

Diakui atau tidak, kondisi pasar selalu menjadi pertimbangan saat melakukan trading. Hal ini karena trader akan memilih strategi yang digunakannya dan disesuaikan dengan kondisi market yang sedang terjadi. 

Downtrend atau bearish kondisi ketika pasar finansial akan menunjukkan kecenderungan menurun dari waktu ke waktu. Sebenarnya, kondisi ini sudah cukup memberi indikasi jika saham tidak layak dijual pada kondisi tersebut.

Jika kamu sampai menemukan kondisi yang demikian ini, maka yang bisa dilakukan adalah mencari saham yang lain atau menunggunya hingga arahnya naik. 

Sementara itu, ada beberapa sikap yang bisa kamu lakukan pada kondisi ini. Pertama adalah dengan memilih saham defensif sebagai rekomendasi karena bisa  diandalkan. Alasannya adalah saham jenis  ini menyediakan return yang konsisten atau tetap, bahkan ketika sedang terjadi downtrend atau bearish.

Ketika harga-harga saham sedang anjlok seringkali dimanfaatkan sebagai waktu yang tepat untuk membeli saham. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa kamu tidak harus menghabiskan dana investasi yang kamu miliki untuk membeli saham dalam kondisi bearish. Alasannya tentu saja karena harga saham akan selalu naik turun.

Namun aturlah dana yang tersedia setidaknya dengan menyimpan 30 – 40 % anggaran untuk berjaga-jaga.

Sebagai investasi yang tergolong high risk high return, kondisi bullish maupun bearish adalah dua kondisi yang biasa terjadi. Dengan mengidentifikasi dan mengantisipasi kondisi market tersebut menjadi langkah yang paling tepat untuk meminimalisir kerugian.

Oleh karena itulah, hal penting yang harus dilakukan dalam kondisi bearish adalah senantiasa hati-hati.