Investasi saham tak selamanya berjalan mulus, kadang saham yang nyangkut bisa terjadi dan membuat investor jadi kalang kabut. Ternyata ada cara mengatasi saham nyangkut yang aman dan tetap bisa meminimalisir kerugian.
Maksud dari saham yang nyangkut adalah saham yang sudah dibeli namun menimbulkan floating loss. Bisa saja investor akan rugi (realized) jika posisi saham tak beranjak naik. Jika ini terjadi, kamu tak harus buru buru menjual saham yang dimiliki.
Berikut adalah panduan dan cara menghadapinya.
Kenapa Saham Bisa Nyangkut?
Harga saham memang fluktuatif, terus bergerak naik dan turun. Tapi jika harganya terus turun, tentu ini terjadi karena sebab tertentu.
Biasanya saham yang nyangkut terjadi karena hal – hal berikut ini, yaitu:
1. Membeli di Akhir Rally Saham
Kamu yang baru masuk dalam dunia investasi saham tentu masih asing dengan rally saham.
Singkatnya rally saham adalah posisi ketika harga saham mengalami kenaikan tajam. Tentunya setelah harga naik, akan ada penurunan yang terjadi.
Bisa jadi saham yang nyangkut ini terjadi karena kamu membeli di akhir rally saham (pada harga tertinggi). Jadi, setelah melakukan transaksi pembelian, harganya turun drastis.
2. Membeli Karena Ikut-Ikutan
Penyebab lain kenapa saham bisa nyangkut ketika kamu membelinya bukan karena analisis, namun sekedar ikut-ikutan atau FOMO saham. Ketika harga saham sedang tinggi, kamu tertarik untuk membelinya tanpa melihat kualitas dari emiten bersangkutan.
3. Membeli saham saat tren turun
Membeli saham saat tren harga sedang turun merupakan hal yang berbahaya. Ibaratnya, bak menangkap pisau yang jatuh, kamu bisa terluka jika tidak hati-hati.
Ironisnya, masih banyak trader/investor pemula yang melakukan hal ini karena menganggap bahwa penurunan harga saham sebagai kesempatan untuk beli saham di harga murah.
Nyatanya, hal tersebut tidak selalu benar. Terkadang, sekalipun harga saham sudah turun drastis, saham malah terus melanjutkan tren penurunan alih-alih berbalik arah.
Bahkan untuk sekelas saham dengan fundamental kuat pun tidak menjamin harga sahamnya akan naik lagi setelah turun. Mengapa demikian? Ya karena pasar bisa berperilaku irasional lebih lama dari likuiditas portofolio kamu.
4. Membeli Saham Karena Feeling
Ketika melakukan investasi, kamu disarankan menggunakan seminim mungkin emosi. Tiap langkah yang kamu lakukan harus berlandaskan pemikiran yang rasional. Jika kamu hanya mengandalkan feeling, ada kemungkinan saham yang kamu beli akan nyangkut dikemudian hari.
Karena itulah, bagi investor penting untuk membuat trading plan sebelum benar – benar melakukan transaksi. Tentukan harga jual maupun harga beli dari saham, sehingga kamu punya patokan untuk membeli dan menjual saham.
Contoh Saham yang Nyangkut
Kisah saham yang nyangkut paling terkenal adalah perjalanan saham PT Bumi Resources Tbk atau BUMI. Harga saham ini pernah mencapai harga tertinggi pada tahun 2008 dengan harga Rp 8.750 per lembar.
Namun setelahnya, harga terus menurun ke harga Rp 50 rupiah per lembar dan masuk dalam jajaran saham gocap. Pada akhir tahun 2021 kemarin, harga saham ini hanya mengalami sedikit kenakan dengan harga Rp 66 per lembar sahamnya.
Mengatasi Saham yang Nyangkut
Bagaimana cara mengatasi saham nyangkut? Apakah harus menjual seluruh saham sebelum harganya turun atau melakukan hold dalam jangka waktu tertentu?
Menurut pakar saham, ketika saham berada dalam posisi nyangkut, kamu tidak boleh panik. Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan:
1. Melakukan Cut Loss
Cara pertama adalah melakukan cut loss, namun cut loss tak bisa dilakukan sembarangan. Jika ingin melakukan cut loss pada saham yang kamu miliki, ada baiknya lakukan saat harga sudah menembus area support terakhir atau breakdown support dan pattern sudah terkonfirmasi valid.
Setelah melakukan cut loss, kamu bisa membeli saham lain dengan posisi yang lebih baik.
Di samping menggunakan titik support, kamu juga bisa menentukan kapan cut loss saham dengan berpatokan pada harga awal beli saham. Jadi, misalnya, kamu membeli saham di harga Rp 1.000 per lembar, dan kamu ingin membatasi kerugian sebesar 5% saja.
Bila demikian, berarti ketika harga saham menyentuh Rp950, kamu langsung lakukan cut loss. Tidak peduli apakah harga sahamnya masih jauh dari titik support terakhir atau bahkan sudah lewat.
Untuk investor, biasanya cut loss saham disebabkan apabila fundamental perusahaan yang kamu investasikan sudah berubah secara permanen.
2. Membiarkan Sahamnya atau HOLD
Kalau kamu yakin dengan fundamental saham yang dibeli dan percaya bahwa harga saham pasti akan naik kembali, maka kamu bisa membiarkan sahamnya saja tanpa perlu melakukan cut loss.
Cara ini sebaiknya dilakukan jika kamu sudah melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan tersebut. Namun, ingat, melakukan cara ini dapat menyebabkan opportunity lost yang besar karena kita tidak pernah tahu akan butuh waktu berapa lama sampai sahamnya naik kembali di atas harga beli.
Bisa saja butuh waktu beberapa minggu, bulanan, atau bahkan sampai bertahun-tahun.
3. Menerapkan Strategi Average Down
Ada cara lain yang juga bisa kamu lakukan ketika harga saham anjlok, yakni membeli lagi aset saham yang sama. Jika melakukan cara ini, tentunya kamu membutuhkan dana tambahan.
Strategi average down, alih-alih menjual saham yang nyangkut, si investor justru membeli saham yang sama untuk menambah koleksi kepemilikannya.
Harapannya, ketika harga saham naik, kamu akan mendapat imbal yang besar karena harga rata-rata saham semakin rendah. Apabila ingin melakukan strategi ini, kamu harus memastikan bahwa perusahaan ini memiliki fundamental yang masih baik, prospek yang masih cerah dan valuasi yang wajar ataupun murah.
***
Oleh karena itu, saat membuat portofolio saham kita, ada baiknya kita juga mengatur seberapa banyak uang kas yang kita miliki ataupun cash management agar kita bisa melakukan berbagai strategi pada saat terdapat penurunan harga saham.
Jangan panik saat saham yang kamu miliki nyangkut.