π Stockbitor!
Di tengah potensi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian kebijakan moneter, emas digadang-gadang sebagai salah satu komoditas yang memiliki prospek menarik di tahun 2023. Setelah sempat terpuruk hingga level 1.600 dolar AS per troy oz pada bulan September 2022, harga emas mulai reli pada akhir tahun lalu dan menyentuh harga 1.950 dolar AS per troy oz.
Terlepas dari harga yang emas yang membaik, salah satu emiten produsen emas di BEI β Bumi Resources Minerals ($BRMS) β berpotensi mengalami peningkatan produksi yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, BRMS memiliki 2 pabrik pengolahan emas yang telah beroperasi, dengan tambahan 2 pabrik lain yang saat ini dalam tahap pembangunan.
Selain itu, BRMS juga baru saja mendapatkan tambahan cadangan mineral yang berpotensi menambah umur tambang milik anak usaha perseroan. Dengan berbagai katalis yang menyelimuti, bagaimana dampaknya terhadap kinerja keuangan serta pergerakan harga BRMS ke depan? Apakah valuasinya masuk akal dibanding dengan potensinya? Yuk kita bahas!
Peningkatan kapasitas pabrik dan produksi hingga 2024
Pic: Kapasitas pabrik pengolahan emas milik BRMS
Pertumbuhan output produksi Emas BRMS (troy oz)
Pic: BRMS, Stockbit Analysis
Potensi growth BRMS datang dari penambahan produksi, seiring dengan mulai beroperasinya pabrik pengolahan bijih emas ke-2 milik anak usahanya, PT Citra Palu Minerals, dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Pabrik tersebut telah beroperasi sejak November 2022 dengan kapasitas awal 200β500 ton per hari. Rencananya, kapasitas pabrik tersebut akan naik secara bertahap hingga beroperasi penuh pada 2Q23. Fasilitas ini menambah kapasitas pabrik pengolahan pertama dengan kapasitas 500 ton per hari yang telah beroperasi sejak 2020 lalu.
Selain kedua pabrik tersebut, BRMS juga tengah membangun pabrik ke-3 dan ke-4 yang direncanakan mulai beroperasi pada 2024. Dana untuk pembangunan kedua pabrik ini telah terlebih dahulu diamankan melalui 2 kali rights issue yang telah dilaksanakan BRMS pada 2021 dan 2022, di mana hal ini menjadi sebuah advantage di tengah tren kenaikan suku bunga.
Pabrik emas ke-3 BRMS berlokasi di Palu dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Pabrik ini dibiayai dengan dana yang diperoleh dari rights issue I yang dilaksanakan pada 2021.
Sementara itu, pabrik ke-4 berlokasi di Gorontalo dan memiliki kapasitas 2.000 ton per hari. Pabrik ini dibangun menggunakan dana hasil rights issue II yang dirampungkan pada awal 2022. Rencananya, pembangunan pabrik ke-3 dan ke-4 ini akan selesai pada 1Q24, dengan kegiatan operasional dimulai pada 2Q24.
Dengan keempat pabrik tersebut, kapasitas pengolahan bijih emas BRMS berpotensi naik secara bertahap hingga diperkirakan mencapai kapasitas penuh sebanyak 10.500 ton per hari pada 2025. Dengan penambahan kapasitas pengolahan emas, volume produksi emas BRMS pun diperkirakan akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai gambaran, ketika fasilitas pabrik emas pertama baru mulai beroperasi, PT Citra Palu Minerals mampu menghasilkan 73 kg (2.200 troy oz) emas pada 2020. Ketika pabrik berkapasitas 500 ton per hari itu beroperasi penuh, PT Citra Palu Minerals mencatatkan produksi emas hingga 139 kg (~4.300 troy oz) pada 2021.
Untuk target produksi ke depan, Direktur BRMS Herwin Hidayat mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan produksi emas dapat naik signifikan ke angka 25.000 troy oz pada tahun ini dan naik lagi mencapai 40.000 troy oz pada 2024.
Dalam memproyeksikan angka produksi emas sendiri, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan, seperti kadar kandungan emas, tingkat utilisasi pabrik, serta recovery rate atau porsi mineral berharga yang dihasilkan setelah tahap pemurnian.
Tambahan cadangan mineral untuk mengimbangi kenaikan produksi
Dalam 9 bulan terakhir, BRMS telah 2 kali mengumumkan tambahan sumberdaya (resources) dan cadangan (reserves) mineral baru oleh PT Citra Palu Minerals. Pada Agustus 2022, PT Citra Palu Minerals melaporkan kenaikan sumberdaya mineral di Blok 1 Poboya dari 17,8 juta ton menjadi 21,7 juta ton. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan bijih mineral juga dilaporkan bertambah dari 8,5 juta ton menjadi 14,2 juta ton.
Pada Februari 2023, BRMS kembali mengumumkan temuan 8 juta ton bijih mineral baru, sehingga total sumber daya naik menjadi 28,4 juta ton dan cadangan bijih naik menjadi 22,8 juta ton. Jumlah cadangan ini diperkirakan memiliki rerata kadar emas sebesar 2,4 gram per ton, sehingga mengimplikasikan kandungan emas sebanyak 1,76 juta oz.
Tambahan cadangan mineral ini menjadi katalis positif karena akan mengimbangi kenaikan kapasitas produksi pabrik emas milik BRMS. Tanpa tambahan cadangan mineral baru, kenaikan produksi akan berimbas kepada semakin pendeknya umur tambang BRMS.
Jumlah Cadangan dan Sumber Daya mineral Blok 1 - Poboya
Source: Company
Makroekonomi 2023: potensi mendorong penguatan emas?
Berbeda dengan komoditas lain yang umumnya berfungsi sebagai bahan baku, fungsi utama emas digunakan sebagai sarana lindung nilai dan investasi. Hal ini karena dalam jangka panjang, harga emas cenderung bergerak menguat. Pergerakan harga emas juga tidak terlepas dari berbagai faktor makroekonomi dan geopolitik. Pada 2023, beberapa faktor tersebut berpotensi menjadi katalis bagi harga emas:
Potensi perlambatan ekonomi global yang diproyeksikan oleh berbagai lembaga dunia. Sebagai contoh, World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 1,7% (dari sebelumnya 3%). Harga emas cenderung memiliki performa yang baik di tengah resesi.
Pelemahan dolar AS terhadap mata uang lain yang ditandai dengan melandainya dollar index (DXY). Setelah membukukan reli panjang sejak 2021 hingga menyentuh titik puncak di level 113,2, DXY mulai mulai melandai pada 4Q22 dan kini berada di level 105. Secara historis, harga emas hampir selalu memberikan return positif dalam 12 bulan sejak indeks DXY memuncak.
Return harga emas 12 bulan setelah DXY mencapai titik puncak
Source: Bloomberg, World Gold Council
Pembelian emas oleh bank sentral. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa pada 2022, bank-bank sentral di dunia melakukan pembelian emas sebanyak 1.136 ton atau senilai ~70 miliar dolar AS. Angka ini merupakan level pembelian tertinggi sejak 1950. Emas dipandang sebagai sarana lindung nilai di saat kondisi ekonomi yang kurang baik, serta memberikan alternatif diversifikasi bagi bank sentral di luar aset seperti surat utang dan mata uang dolar AS.
Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Source: World Gold Council, Reuters
Prospek di luar emas dan potensi sinergi dengan Amman Mineral
Meski PT Citra Palu Minerals masih menjadi satu-satunya aset yang telah berproduksi, BRMS juga memiliki proyek emas lain melalui PT Gorontalo Minerals (kepemilikan 80%) dan PT Linge Mineral Resources (kepemilikan 59,4%). PT Gorontalo Minerals memiliki cadangan bijih terkira (probable reserves) sebanyak 105,4 juta ton dengan kandungan emas 0,33 gram per ton. Sementara cadangan mineral PT Linge Mineral Resources tercatat sebesar 2,3 juta ton dengan kandungan emas 1,8 gram per ton.
Selain emas, PT Gorontalo Minerals juga memiliki prospek tembaga, di mana saat ini manajemen perseroan masih mempertimbangkan opsi untuk pengembangan. Salah satu caranya dengan membangun pabrik pengolahan bijih tembaga menjadi konsentrat, untuk kemudian disuplai ke pihak lain yang memiliki smelter tembaga. Dengan hanya mengolah hingga menjadi konsentrat, maka perseroan tidak akan memiliki kebutuhan belanja modal (capex) yang terlalu besar.
Adapun salah satu pihak yang berpotensi untuk menjadi off-taker bagi konsentrat tembaga adalah grup Amman Mineral, yang tengah membangun smelter di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat, dengan rencana kapasitas input sebesar 900 ribu ton per tahun, melalui PT Amman Mineral Industri. Kemungkinan kerja sama ini terlihat cukup terbuka lebar, mengingat BRMS dan Amman Mineral memiliki tokoh kunci yang sama dalam sosok Agoes Projosasmito, yang merupakan Direktur Utama BRMS dan Komisaris Utama di PT Amman Mineral International. PT Amman Mineral International sendiri dikabarkan tengah menjajaki proses initial public offering (IPO) dengan target perolehan dana sebesar 1 miliar dolar AS.
BRMS juga memiliki proyek seng dan timah hitam (timbal) melalui PT Dairi Prima Mineral yang berlokasi di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil studi JORC, proyek tersebut memiliki cadangan bijih sebesar 11 juta ton dengan umur tambang selama 15 tahun. Saat ini, proyek tersebut sedang berada dalam fase konstruksi fasilitas infrastruktur dan finalisasi pendanaan untuk salah satu lokasi penambangan.
Portofolio Aset BRMS
Source: Company
Valuasi BRMS mengindikasikan ekspektasi growth yang tinggi
Pic: Perbandingan Valuasi Emiten Produsen Emas. Harga saham per 17 Maret 2023
*EV: Enterprise Value
Source: Stockbit Analysis, Company
Dilihat dari segi market cap, BRMS memiliki size yang lebih kecil jika dibandingkan produsen emas seperti ANTM dan MDKA. Namun, perlu diingat bahwa kedua perusahaan tersebut juga memiliki porsi pendapatan yang lebih terdiversifikasi di luar emas. ANTM memiliki segmen komoditas lain seperti feronikel dan alumina. Sementara itu, MDKA telah mulai membukukan pendapatan dari segmen nikel yang nilainya melebihi pendapatan segmen emas per 9M22.
Jika disandingkan dengan player lain yang lebih berfokus pada komoditas emas seperti ARCI dan PSAB, saat ini valuasi BRMS tercatat jauh lebih tinggi dengan P/E (TTM) di level 101,9x dan price-to-sales di 119,5x. Level P/E BRMS melonjak setelah merilis laporan keuangan FY22, karena dampak dari one off transaction tahun 2021 telah hilang. Sebagai pengingat, pada kuartal IV/2021, BRMS mencatatkan pendapatan yang berasal dari pemulihan piutang sebesar 90 juta dolar AS.
Namun, valuasi BRMS ini bisa jadi mengimplikasikan ekspektasi pertumbuhan yang tinggi serta potensi mineral lain yang belum dikembangkan. Kapasitas pabrik emas akan naik dari 500 ton pada 9M22 hingga secara bertahap menjadi 10.500 ton pada 2024 mendatang, dengan manajemen memperkirakan tingkat produksi emas di tahun itu dapat mencapai 40 ribu troy oz (vs. 2021: 4.300 troy oz).
Gimana menurut kamu? Apakah kinerja BRMS di masa mendatang akan mampu memenuhi ekspektasi level valuasinya saat ini? We provide, you decide..
Penulis: Anggaraksa Arismunandar, Senior Investment Analyst Stockbit
Editor: Aulia Rahman Nugraha, Senior Investment Journalist Stockbit
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.