Mungkin banyak dari kalian yang belum pernah mendengar istilah apa itu Trailing Stop saham. Trailing Stop merupakan salah satu teknik automatic order yang berfungsi untuk mengamankan keuntungan.
Jadi fitur ini berbeda dari fitur Stop Loss yang berfungsi untuk meminimalisir kerugian. Sebab banyak dari investor pemula yang menganggap kedua fitur ini sama, namun kenyataannya sangatlah berbeda.
Definisi Trailing Stop Saham
Penjelasan lanjutannya begini, tindakan Trailing Stop ini biasanya trader lakukan saat posisi trading sudah pada posisi floating profit. Kemudian, Trailing Stop ini berfungsi sebagai titik penjualan yang sudah investor tentukan sebelumnya dengan tujuan untuk mengamankan sekaligus memaksimalkan profit. Berbeda dengan Stop Loss yang menentukan titik jualnya absolut pada suatu harga.
Trailing Stop (TS) juga lebih fleksibel daripada Stop Loss (SL), sebab TS akan melacak secara otomatis arah harga saham. Selain itu TS tidak perlu kamu setting berulang kali, beda halnya dengan SL yang harus kamu setting ulang secara manual. Sifat Trailing Stop (TS) ini yaitu saat harga naik TS akan naik, namun bila harga turun maka TS tidak akan ikut turun atau berhenti.
Kamu bisa pelajari lebih jauh perbedaan antara cut loss, stop loss dan trailing stop disini.
Mungkin masih banyak dari kalian yang bingung dan belum begitu mengerti dengan definisi barusan. Baik tidak perlu berlama-lama lagi, lebih baik kita bahas bersama-sama bagaimana menggunakan Trailing Stop itu sebenarnya.
Cara Menggunakan Trailing Stop
Mari kita simulasikan seperti ini. Seorang trader membeli saham perusahaan A dengan harga Rp 100 dan sudah floating profit di harga Rp 120. Dengan melihat dari historis saham perusahaan A yang sering mengalami koreksi 5% sampai dengan 8% sebelum naik kembali. Data ini bisa kamu jadikan acuan sebelum menentukan besaran TS.
Jika kamu setting TS sebesar 5% mungkin akan agak terlalu sempit. Seperti yang kita tahu bahwa penurunan saham yang sedikit bisa saja hanya koreksi wajar sebelum meneruskan tren bullish nya kembali. Sedangkan bila memasang TS sebesar 15% atau bahkan 20% agaknya terlalu berlebihan karena bisa mengurangi profit yang sebenarnya bisa kamu amankan.
Trader bisa memasang TS yang baik mungkin antara rentang sebesar 10% sd 12% untuk gap idealnya. Menentukan Trailing Stop yang ideal memang hal yang cukup sulit, sebab tidak ada gap yang benar-benar ideal karena pasar dan cara pergerakan setiap saham berbeda satu dengan yang lainnya.
Manfaat Trailing Stop
Seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa Trailing Stop (TS) ini berguna sebagai pengaman dan alat untuk mencegah kerugian lebih banyak dalam kegiatan jual beli saham. Namun TS juga memiliki beberapa fungsi lainnya, untuk lebih jelasnya mengenai berbagai fungsi TS mari kita simak penjelasan berikut ini:
1. Keamanan Aset
Ya benar sekali, fungsi utama dari Trailing Stop tentu mengamankan aset investor dan trader. Walaupun mengalami kerugian persentasenya juga tidak begitu besar. Sehingga dana yang investor dan trader miliki masih bisa digunakan untuk transaksi yang lainnya. Namun ini berlaku saat membeli suatu emiten kamu langsung menentukan TS.
2. Mengamankan Keuntungan
Manfaat yang satu ini merupakan kelebihan dari TS yang kamu tentukan dahulu pada awal pembelian dan sudah pada posisi floating loss. Ini karena mekanisme Trailing Stop yang juga naik mengikuti harga saham asetmu akan selalu terlindungi. Jadi saat harga merangkak naik kamu tidak perlu merubah TS secara manual guna mengamankan profit.
Berbeda dengan Stop Loss yang tidak akan secara otomatis naik mengikuti harga saham yang naik. Jadi kamu perlu merubah secara manual dan berkala bila menggunakan Stop Loss. Disini jelas bukan bagaimana lebih mudah dan praktisnya penggunaan Trailing Stop daripada Stop Loss.
3. Menjaga Psikologis
Mungkin terdengar klise, namun menjaga psikologis investor dan trader merupakan hal yang sangat penting. Sebab hal ini nantinya akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan transaksi selanjutnya.
Bila psikologis sudah terganggu, baik investor maupun trader akan melakukan keputusan yang cenderung sembrono. Tujuannya tentu untuk mengembalikan kerugian yang mereka alami secepat mungkin. Namun yang sering terjadi malah sebaliknya, bukannya mendapatkan keuntungan, kerugian lah yang terjadi pada transaksi-transaksi tersebut.
Strategi Menggunakan Trailing Stop
Selanjutnya langkah yang terakhir adalah bagaimana cara kita untuk menyusun strategi dalam menggunakan fitur Trailing Stop (TS) ini. Berikut strategi penggunaan TS yang Stockbit sarankan untuk kamu gunakan.
Hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah gap yang biasa trader gunakan dalam TS adalah dengan persentase. Besaran persentase ini juga baiknya tidak terlalu lebar maupun terlalu sempit. Namun harus kamu pahami bahwa walaupun ada angka idelanya tapi ini subjektif ke setiap trader masing-masing
Alasannya jika terlalu lebar, kemungkinan akan mengalami kerugian akan lebih besar karena adanya pembalikan tren ke bearish. Sedangkan jika terlalu sempit kamu akan melewatkan potensi mendapatkan profit maksimal, sebab bisa saja saham hanya melakukan koreksi wajar sebelum melanjutkan tren bullish.
Demikian penjelasan singkat mengenai definisi trailing stop saham beserta cara penggunaan dan strateginya. Fitur ini sudah terbukti efisien apalagi bagi kamu yang ingin agar profit dalam kegiatan tradingmu semakin maksimal. Ayo tunggu apa lagi, jadikan Stockbit sebagai media atau platform investasi sahammu.