🏦 Himbara Telah Serap 84% Injeksi Likuiditas Pemerintah / by Stockbit Snips

Photo by: Stockbit

Daily Market Performance 🚀

IHSG Foreign Flow Kurs USD/IDR Gold
8.395 +0,69%+Rp918,3 miliar16.685 -0,05%4.013 +0,55%
Oil Coal CPO Nickel
64,2 +1,28%114,8 +0,92%4.105 -1,06%15.038 +0,02%

đź‘‹ Stockbitor!

Direktur Jenderal di Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa himpunan bank milik negara (Himbara) telah menyalurkan dana injeksi likuiditas dari pemerintah sebanyak 167,6 triliun rupiah hingga 22 Oktober 2025, setara ~84% dari total dana penempatan pemerintah. Realisasi ini meningkat sekitar +48% dibandingkan nilai penyaluran per 9 Oktober 2025 yang mencapai 113 triliun rupiah (56% penempatan).

Sebagai rincian, Bank Mandiri ($BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia ($BBRI) telah menyalurkan seluruh penempatan dana pemerintah, yang masing–masing mencapai 55 triliun rupiah. Sementara itu, Bank Tabungan Negara ($BBTN) masih menjadi bank dengan tingkat penyaluran terendah sebesar 41%. Menanggapi hal ini, Direktur Utama BBTN, Nixon Napitupulu, mengatakan dalam earnings call 3Q25 bahwa sisa dana ditargetkan dapat terserap pada November 2025. Lihat tabel di atas untuk membandingkan realisasi penyaluran kredit Himbara dari dana penempatan pemerintah per 22 Oktober 2025 dan 9 Oktober 2025.

BBRI menjelaskan bahwa 51% dari injeksi likuiditas pemerintah dialokasikan untuk segmen mikro, sementara sebagian besar dana yang diterima Bank Syariah Indonesia ($BRIS) difokuskan pada segmen konsumen. Di sisi lain, Bank Negara Indonesia ($BBNI) dan BMRI hanya menyampaikan bahwa penyaluran kredit diarahkan ke sektor riil, seperti manufaktur, telekomunikasi, energi, dan pertanian.

Febrio menambahkan bahwa terdapat permintaan tambahan dana dari bank yang telah merampungkan penyaluran dana pemerintah. Ia menjelaskan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, meski menurutnya tambahan sebesar 50–100 triliun rupiah masih rasional selama dana tersebut disalurkan ke sektor dengan efek pengganda besar, seperti UMKM, pangan, energi hijau, dan perumahan rakyat.

Key Takeaway

Sebelumnya, Kementerian Keuangan optimistis pertumbuhan kredit seindustri dapat meningkat ke level +10% YoY pada akhir 2025 — dibandingkan level +7,56% YoY sebelum pengumuman injeksi likuiditas — yang sejalan dengan target 2025 yang telah di–downgrade dari Bank Indonesia di kisaran +8–11% YoY. Per September 2025, sudah terlihat peningkatan pertumbuhan uang beredar (M2), serta mulai terakselerasinya tren pertumbuhan kredit seindustri ke level +7,7% YoY. Rilis data positif ini dapat menjadi leading indicator bagi potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pada 4Q25, setelah melambat pada 3Q25.

Bagi sektor perbankan sendiri, peningkatan likuiditas telah mendorong turun Cost of Funds (CoF) mulai September 2025, berdasarkan pemaparan earnings call 3Q25 dari big banks. Secara umum, manajemen big banks berharap penurunan CoF dapat mengimbangi tekanan pada loan yield sehingga NIM dapat dipertahankan stabil, di samping ekspektasi pertumbuhan kredit yang lebih kencang mulai 4Q25 dan untuk 2026.

🚢 PTRO Bantah Kabar Konsorsium Anak Usaha Sewa Kapal CBRE

  • $PTRO: Petrosea melalui anak usahanya, PT Hafar Daya Konstruksi (HDK), menegaskan bahwa perseroan tidak memiliki afiliasi, hubungan kepemilikan, maupun kerja sama apapun dengan Cakra Buana Resources Energi ($CBRE). Wakil Presiden Direktur HDK, Dito Danarianto Sudarbo, mengatakan bahwa konsorsium antara HDK dan PT Gunanusa Utama Fabricators (Gunanusa) — yang menjadi penyedia layanan EPCIC untuk proyek Petronas di wilayah kerja North Madura II — tidak menyewa kapal dari CBRE. Pernyataan ini muncul setelah Bloomberg Technoz melaporkan bahwa CBRE telah memperoleh kontrak penyewaan kapal dari konsorsium PTRO. Sebelumnya, CBRE mengumumkan penyewaan 1 unit kapal kepada Gunanusa, tanpa menyebut konsorsium antara HDK dan Gunanusa.
  • $ISAT: Direktur Indosat, Irsyad Sahroni, membeli ~1 juta saham ISAT dengan harga rata–rata 1.911 rupiah per lembar pada periode 31 Oktober–3 November 2025. Total nilai transaksi mencapai ~2 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung Irsyad Sahroni di ISAT naik dari tidak ada menjadi 0,0032%.
  • $FILM: Komisaris MD Entertainment, Sanjeva Advani, menjual ~1,7 juta saham FILM dengan harga rata–rata 5.300 rupiah per lembar pada 30 Oktober 2025. Total nilai transaksi mencapai ~8,7 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung Sanjeva Advani di FILM turun dari 0,047% menjadi 0,029%.
  • $CITA: Cita Mineral Investindo mendapatkan fasilitas kredit senilai 100 juta dolar AS dari DBS Bank Ltd., Oversea–Chinese Banking Corporation Limited, dan Bank OCBC NISP ($NISP), serta PT Bank DBS Indonesia sebagai agen dan agen jaminan. Fasilitas tersebut akan digunakan untuk modal kerja dan tujuan umum jangka pendek perseroan. Fasilitas tersebut memiliki tingkat bunga sebesar SOFR + 0,5%, dengan tenor 12 bulan yang dapat diperpanjang.
  • $DNET: Indoritel Makmur Internasional mendapatkan fasilitas term loan hingga 450 miliar rupiah dari Bank Mandiri ($BMRI), yang terdiri dari 2 tranche dengan jangka waktu 5 dan 7 tahun masing–masing hingga 225 miliar rupiah. Fasilitas ini ditujukan untuk membiayai gap/deficit cashflow dalam rangka investasi dan/atau kebutuhan umum perseroan.

Top Gainer 🔥

$SSIA $ISAT $EMTK $PTRO
+9,97%+8,86%+8,51%+7,89%

Top Loser 🤕

$TCPI $STAA $JPFA $MAPI
-5,29%-5,24%-4,96%-3,47%

 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

  • Bank Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan uang primer (M0) adjusted pada Oktober 2025 melambat menjadi +14,4% YoY ke level 2.117,6 triliun rupiah (vs. September 2025: +18,6% YoY). Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar +27,1% YoY dan uang kartal yang diedarkan sebesar +13,4% YoY. Pertumbuhan M0 adjusted ini telah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted).
  • Bank Indonesia akan merilis instrumen baru bernama BI Floating Rate Note per 17 November 2025, yang ditujukan untuk memperdalam pasar uang khususnya mengembangkan pasar overnight index swap (OIS). Surat utang ini memiliki tenor 1–12 bulan dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder, termasuk untuk investor non–residen. Selain itu, bank Indonesia juga akan memperluas underlying repo dalam operasi moneternya di luar surat utang dan obligasi pemerintah untuk mencakup surat berharga berkualitas tinggi lainnya, meliputi obligasi korporasi, SVBI, dan surat berharga komersial. Bank Indonesia akan memperluas underlying untuk repo per 10 November 2025.
  • Bank Indonesia mencatat bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2025 meningkat ke level 149,9 miliar dolar AS (vs. September 2025: 148,7 miliar dolar AS), didorong oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar. Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 tersebut setara pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
  • Bloomberg melaporkan bahwa Danantara telah mengajukan tawaran sebesar 1 miliar dolar AS untuk membeli sebidang tanah di dekat Masjidil Haram, Mekkah guna mengembangkan desa haji. Menurut narasumber Bloomberg, jika tawaran tersebut berhasil, ini akan menandai investasi luar negeri yang pertama dari Danantara. Danantara sendiri belum mengomentari kabar ini. Adapun rencana Danantara untuk mengembangkan desa Haji di Mekkah merupakan amanat dari Presiden Prabowo Subianto, yang ingin memudahkan masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji.
  • Kepala Eksekutif OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan kepada Kontan pada Kamis (6/11) bahwa pihaknya tengah mengkaji regulasi baru untuk mendorong bank–bank kecil yang tergabung dalam Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) 1 — kecuali bank pembangunan daerah — agar melakukan konsolidasi. Dengan wacana regulasi baru tersebut, OJK menargetkan kelompok bank akan terpangkas menjadi hanya 3 kelompok.
  • Survei harga properti residensial dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat ke level +0,84% YoY pada 3Q25 (vs. 3Q24: +1,46% YoY, 2Q25: +0,9% YoY). Menurut catatan Trading Economics per Jumat (7/11), realisasi ini menandai pertumbuhan terlemah sejak data survei harga properti residensial dirilis oleh Bank Indonesia pada 2003. Sementara itu, penjualan properti residensial di pasar primer pada 3Q25 terkontraksi -1,29% YoY (vs. 3Q24: -7,14% YoY, 2Q25: -3,8% YoY) akibat kontraksi penjualan rumah tipe menengah sebesar -12,27% YoY (vs. 3Q24: -8,8% YoY, 2Q25: -17,69% YoY) dan tipe besar -23% YoY (vs. 3Q24: +6,83% YoY, 2Q25: -14,95% YoY) di tengah pertumbuhan penjualan tipe kecil sebesar +11,6% YoY (vs. 3Q24: -10,05% YoY, 2Q25: +6,7% YoY).

🧑‍⚖️ Pasar Saham Menghukum Mereka yang Tak Mau Belajar

"Orang bebal akan susah sukses di saham bukan karena pasar kejam, tapi karena mereka menolak untuk berubah.” – Stockbiz8

Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Pasar saham tidak pernah ramah pada mereka yang keras kepala. Ia menghukum siapa pun yang menolak belajar, menolak mengakui kesalahan, dan lebih percaya pada ego daripada data. Melalui tulisannya, Stockbiz8 membongkar kenyataan bahwa kegagalan banyak investor bukan karena pasar yang kejam, tapi karena kebebalan mereka sendiri yang ingin cepat kaya tanpa memahami risiko, enggan membaca laporan keuangan, dan terlalu yakin bahwa harga akan “balik lagi”. Di dunia saham, bukan kepintaran yang membuatmu bertahan, tapi kerendahan hati untuk terus belajar dan menyesuaikan diri. Baca selengkapnya dan temukan kenapa “kebebalan” adalah biaya paling mahal di pasar modal!

Sekilas tentang Stockbiz8

Stockbiz8 merupakan Stockbitor yang aktif membagikan tulisan seputar ulasan fundamental, psikologi hingga edukasi mengenai analisis fundamental dan teknikal di Stockbit Stream sehari-harinya. Baca tulisan-tulisan lainnya dari Stockbiz8 di sini!

Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer:

Konten ini ditulis oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing–masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah https://stockbit.com/ dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri @Stockbit.com.

Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak–pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak–pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.