5 Penyebab Saham Tidak Bisa Dijual / by Guest User

Pergerakan harga saham di pasar modal sangat fluktuatif, kadang naik lalu turun. Hal ini memberikan peluang dan risiko tersendiri bagi investor. Sebab itu bagi pemain saham baru, disarankan untuk membeli saham dengan tingkat likuiditas tinggi.

Karena fluktuasi nilai saham yang terlalu cepat akan menimbulkan dampak ARA dan ARB, atau bahkan saham tersebut terkena suspend. Sebagai investor pemula yang baru memulai investasi sebaiknya mulai dengan investasi yang lebih mudah dianalisis dengan skalanya lebih kecil. Juga mempelajari alasan saham tidak bisa di jual seperti pada poin-poin berikut.

5 Penyebab Saham Tidak Bisa Dijual

1. Saham Mengalami ARA

ARA atau Auto Rejection Atas merupakan persentase batas kenaikan harga tertinggi dari saham. Mengingat pergerakan harga saham di pasar modal tidak bisa bergerak bebas lebih tinggi melewati batas yang sudah ditentukan.

Contoh ARA saham yaitu pada saham BUKA yang baru resmi tercatat di BEI dengan harga Rp 850 namun mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam selang 3 hari hingga menyentuh harga Rp 1.325 yang menyebabkan saham ini ARA. Karena saham BUKA berapa pada kisaran harga Rp 200 sampai dengan Rp 5.000 maka batas kenaikannya adalah 25% dalam 1 hari perdagangan.

Auto rejection ini merupakan mekanisme penolakan transaksi otomatis dari Jakarta Automated Trading System (JATS) untuk mencegah kecurangan dalam transaksi saham. Tujuannya agar permintaan dan penawaran di saham kembali normal. Perdagangan saham yang terkena auto rejection akan terhenti sementara dalam satu hari dengan kata lain saham tidak bisa di jual untuk sementara.

Kamu dapat mempelajari ARA dan ARB dengan lengkap pada artikel ini.

2. Saham Mengalami ARB

Berkebalikan dengan ARA, yaitu kondisi ARB atau Auto Reject Bawah sebagai persentase batas penurunan maksimum dari saham dalam satu hari perdagangan. Baik kondisi ARA maupun ARB membuat saham tidak bisa di jual dalam sementara waktu, hingga harganya kembali normal. Batas ARB saham sesuai ketetapan BEI terbaru yaitu 7% . 

3. Tidak Ada Pembeli (Offer) Saham

Offer atau penawaran merupakan kegiatan transaksi saham yang dilakukan dengan cara menjual saham dengan harga yang ditentukan sendiri oleh penjual. Caranya dengan memasukkan harga saham atau offer price yang ingin diterima dari penjualan tersebut melalui kolom yang tersedia. 

Sistem penawaran ini hanya akan terjadi apabila harga bid dan offer paling atas menunjukkan harga yang sama sampai dengan waktu perdagangan bursa ditutup. Offer membuat saham tidak bisa di jual karena transaksi baru bisa terjadi bila kedua harga benar-benar sesuai yang pada prakteknya jarang terjadi. 

Untuk memahami ini, kamu dapat mempelajari lebih jauh tentang mekanisme jual beli saham melalui bid dan offer.

4. Saham Terkena Suspend

Jika saham yang dibeli terkena suspend, investor harus menunggu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan sampai masalah selesai dan BEI membuka perdagangan saham tersebut kembali. Bisa seminggu, dua minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Faktor yang menyebabkan saham terkena suspend biasanya karena perusahaan melanggar kebijakan BEI, atau harga saham tersebut berkali-kali menembus ARA dan ARB. Sehingga BEI mengambil kebijakan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan suatu saham.


5. Waktu Transaksi Saham Tidak Tepat

Bahkan saham yang tidak terkena ARB, ARA atau suspensi juga memiliki kemungkinan ordernya ditolak. Bisa jadi penyebab saham tidak bisa di jual ini karena waktu trading salah. Bursa Efek Indonesia memiliki jam buka dan jam tutup selama 8 jam per hari dari jam 09.00-15.00 WIB. 

Selain itu jam istirahat juga akan membuat order yang kamu lakukan kena reject, yaitu pukup 12.00 s.d. 13.30.

Melakukan order jual atau order beli di luar jam kerja tersebut sudah pasti akan tertolak oleh sistem. Investor baru bisa mulai membuka order pada waktu pre-open dan pre-closing atau 15 menit sebelum BEI buka dan setelah BEI tutup. 

Setelah mengetahui penyebab saham tidak bisa di jual, sebagai investor tidak perlu panik ketika mengalami kondisi tersebut. Karena kamu sudah memiliki pemahaman, sebab itu memperkuat analisa teknikal dan fundamental sangat diperlukan bagi investor saham untuk mengatasi masalah-masalah ini.