Siapapun yang melakukan investasi atau trading saham di pasar modal, tentu sangat senang bila mendapatkan keuntungan. Namun dibalik keuntungan, terkadang seorang investor juga bisa mengalami kerugian investasi saham.
Kerugian ini adalah hal yang sangat wajar dan umum terjadi kepada setiap orang yang masuk ke pasar saham.
Ada 3 jenis orang dalam hal ini, sebagian orang mengalami kerugian yang besar sehingga ia tidak mau lagi berinvestasi saham, ada sebagian yang hanya rugi saham sementara sebelum akhirnya untung kembali, sebagiannya lagi menganggap rugi saham merupakan bagian dari proses belajar.
Mengapa hal demikian terjadi? Apa yang membedakan ketiga jenis orang tersebut dan bagaimana cara menyikapi rugi saham dengan baik?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sikap dan solusi yang harus dilakukan saat terjadi rugi saham, kita perlu mengetahui dulu apa saja penyebab kerugian tersebut.
Penyebab Kerugian Investasi Saham
Kerugian pada pasar saham memiliki beberapa penyebab, kali ini kita akan membaginya menjadi 2 tipe yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
Faktor Internal
Penyebab kerugian dari internal ini berarti sumber kerugian berasal dari dalam diri sendiri. Sebab ini bisa datang dari beberapa faktor yang biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan emosi dari seorang investor (Psikologi Trading).
Lebih detailnya, sebab internal dapat dibagi lagi menjadi beberapa:
1. Membeli hanya karena ikut - ikutan
Inilah sebab rugi saham yang sering ditemukan pada kebanyakan orang, yaitu membeli hanya karena ikut ikutan saja, tanpa ada dasar yang jelas.
Biasanya orang suka mengikuti influencer atau orang yang ia percayai untuk memilih saham yang dibeli.
Akibatnya, si investor sendiri tidak tahu apakah saham tersebut benar - benar bagus atau tidak, apakah sesuai dengan profil risiko dirinya atau terlalu berisiko.
Maka kita tidak bisa memilah mana pilihan saham yang bagus atau tidak, akibatnya bila ada pilihan yang kurang bagus, bisa saja si investor tetap membelinya dan berujung kerugian.
2. Kurang memahami saham dengan baik
Sebab internal kedua ini masih berhubungan dengan sebab pertama. Biasanya seorang investor kurang memahami sahamnya dengan baik, ia hanya mengandalkan informasi dan analisa yang didapatkan dari berita atau influencer tertentu.
Sedangkan ia sendiri tidak melakukan validasi atas informasi saham tersebut. Sebuah informasi yang tampaknya bagus, mungkin akan kelihatan buruk ketika kita melihatnya dengan lebih mendalam.
Namun tidak semua orang punya waktu dan kemampuan untuk melihat lebih mendalam, akibatnya kita masih bisa memilih saham yang salah.
3. Tidak mampu mengendalikan emosi
Seorang investor tanpa pengendalian emosi bisa membuat dirinya sendiri rugi saham, meskipun ia sudah melakukan analisa yang benar sebelumnya.
Sebagai contoh, misalnya kamu melihat ada saham ABCD yang memiliki fundamental yang bagus. Setelah melakukan analisa yang detail dan menyeluruh, kamu berkesimpulan bahwa saham ini layak dibeli.
Akhirnya kamu membeli saham ini. Tetapi tidak lama setelah dibeli, harganya turun 20% dan semua orang mengatakan kalau saham ini buruk. Apakah artinya analisa yang kamu lakukan salah?
Baca juga hal yang dapat dilakukan saat saham turun.
Anggaplah kamu berubah pikiran, dan akhirnya menjual saham ABC dalam posisi rugi 20%. Kemudian seiring waktu berjalan ternyata saham ABC naik kembali bahkan lebih tinggi dari harga pembelian kamu.
Inilah contoh dimana meskipun analisa seseorang sudah benar, namun pengendalian emosi yang kurang membuat ia harus mengalami kerugian.
Faktor Eksternal
Penyebab kerugian investasi saham berikutnya adalah faktor eksternal yang artinya penyebab yang sumbernya diluar dari diri investor. Hal ini tidak lain adalah sebab yang timbul dari perusahaan yang sahamnya kita beli.
Meskipun kita sudah membeli saham yang baik, ada kalanya perusahaan mengalami perubahan kondisi baik itu akibat kinerja perusahaannya ataupun akibat ekonomi yang kurang mendukung atau tidak sesuai dengan analisis dan ekspektasi analis dan investor.
Semua itu berakibat pada turunnya kinerja perusahaan sehingga membuat harga sahamnya pun turun. Sebab ini sangat sulit untuk dihindari, namun bisa diminimalisir akibatnya bila seorang investor sudah menerapkan risk management yang baik.
Cara untuk Menyikapi Kerugian Investasi Saham
Setelah mengetahui penyebab kerugian sebelumnya, maka pertanyaan berikutnya adalah apa yang harus kita lakukan ketika kerugian itu sudah ada. Hal ini tergantung pada kondisi saham dan cara investasi yang kita gunakan.
Ada beberapa kemungkinan dengan cara yang berbeda untuk hal ini:
1. Berinvestasi Saham Blue Chip untuk Jangka Panjang
Ketika membeli saham yang Blue Chip secara rutin untuk jangka panjang, maka bisa saja harganya turun di bawah harga pembelian kita yang terakhir.
Namun, hal ini seharusnya tidak membuat kita takut dan menjual langsung, selama saham blue chip tersebut masih memiliki kinerja dan prospek yang bagus, apalagi tujuan keuntungan kita adalah jangka panjang.
Jadi, tidak perlu menjual dan mengalami kerugian jangka pendek untuk tujuan jangka panjang. Jual lah di saat memang kita sudah membutuhkan uang investasi tersebut.
Baca juga tips investasi saham jangka panjang.
2. Berinvestasi pada Saham Small-Cap
Saham small-cap biasanya memiliki pergerakan harga yang lebih volatil daripada saham blue chip. Namun bila investor berinvestasi pada saham ini, penurunan harga yang signifikan misalnya 20% atau 30%, tidak berarti bahwa saham ini menjadi buruk, dan analisa yang dilakukan sebelumnya salah.
Namun, hal tersebut adalah sangat wajar pada saham small-cap.
Bahkan, ketika investor tersebut masih yakin dengan saham small-cap itu, penurunan harga bisa menjadi peluang untuk membeli kembali, sehingga dapat harga yang lebih murah.
Namun, investor boleh melakukan jual rugi ketika saham small-cap tersebut memang sudah mengalami perubahan fundamental menjadi buruk untuk menghindari kerugian yang lebih dalam lagi.
3. Investor Melakukan Trading Jangka Pendek
Berbeda dengan kasus 1 & 2, ketika investor berniat untuk melakukan trading jangka pendek, maka ia harus mengikuti trading plan yang telah dibuat sebelumnya.
Misalnya, dengan ekspektasi keuntungan trading adalah 8%, maka ekspektasi kerugian yang sesuai adalah 4%. Ini berarti ketika kita membeli dan harganya turun di bawah 4% harga pembelian, maka kita sudah harus menjual saham tersebut.
Hal ini tanpa memperhatikan kondisi fundamental saham itu, karena tujuan awalnya adalah trading jangka pendek, sehingga yang perlu diikuti adalah trading plan saja.
***
Itulah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghadapi kerugian saham. Selain cara itu, untuk menghindari kerugian yang bisa terjadi di masa depan, kamu juga bisa terus belajar, sehingga semakin bisa memilih saham mana yang baik dibeli.
Salah satu caranya adalah dengan belajar saham melalui 5 media online dan gratis yang telah di sediakan oleh Stockbit.