investasi saham

5 Hal Yang Wajib Kamu Tau Ketika Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) Saham by Dedi Utomo

Bursa-Efek-Indonesia-1000x414.png

Sebelum membeli saham di pasar perdana ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui, apa aja itu?

Apa itu IPO? 
Mengapa Perusahaan melakukan go public?
Tahapan Penawaran Umum Perdana

Strategi Investasi Saham di Pasar Primer
Istilah-istilah yang sering dipakai saat go public.

1. Apa itu Initial Public Offering?

Initial Public Offering/go public/penawaran umum perdana/pasar primer/pasar perdana adalah penawaran saham suatu perusahaan kepada publik untuk pertama kalinya. Penawaran saham ini dilakukan agar perusahaan mendapatkan suntikan dana untuk keperluan  ekspansi bisnis, membeli mesin/peralatan, membayar hutang dll.

2. Mengapa perusahaan melakukan go public?

Alasan suatu perusahaan melakukan penawaran umum bisa berbeda-beda, berikut Stockbit mencoba membaginya dalam 3 kelompok tujuan yang umum.

We are having a baby girl!.jpg

Mendapatkan status sebagai perusahaan Tbk.

Perusahaan melakukan go public dengan tujuan utama mendapatkan status sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bagi beberapa sektor bisnis, status ini sangat penting, karena akan menunjukkan bahwa seolah-olah perusahaan mereka dapat dipercaya, perusahaan mereka memiliki tatakelola yang baik, perusahaan mereka juga diawasi oleh berbagai pihak, informasi tentang perusahaan mereka tersedia diberbagai media, dll. Itu semua akan mereka gunakan untuk mengembangkan bisnis, mendapatkan nasabah baru, bahkan digunakan untuk alasan prestise. Alasan ini tidak salah dan bahkan boleh-boleh saja, asalkan setelah go public, perusahaan yang diwakili oleh manajemen perusahaan tidak menganak-tirikan investor minoritas. Saya mengamati tidak sedikit perusahaan yang go public dengan alasan utama ini, kemudian hari tidak memperdulikan nasib investor minoritas, bahkan tidak lagi memperdulikan kinerja perusahaan dan harga saham di pasar sekunder.

Pendanaan perusahaan

IPO juga bisa lakukan dengan tujuan utama mendapatkan dana murah dari Pasar Modal. Mengapa bisa disebut dana murah? Jawabannya karena tidak ada keharusan dan kepastian berapa keuntungan yang akan diperoleh investor dengan membeli suatu saham. Sehingga, jika suatu perusahaan melakukan go public hanya dengan tujuan mendapatkan dana murah, maka mereka tidak merasa memiliki tanggungjawab untuk memberikan keuntungan yang memadai bagi para investor. Akibatnya, keuntungan perusahaan tidak pernah tambah naik malah bahkan bisa jadi merugi setelah melakukan penawaran umum. Penawaran umum dengan tujuan utama seperti ini sangat merugikan investor, karena dana mereka tidak dihargai dengan baik oleh perusahaan yang sahamnya mereka miliki.

Menjadi perusahaan publik

Go public dengan tujuan utama menjadi perusahaan publik adalah merupakan tujuan go public yang sesungguhnya. Suatu perusahaan yang ingin menjadi perusahaan publik, mereka akan mendapat berbagai keuntungan, baik dari sisi prestise maupun dana. Tetapi, mereka harus membuat perusahaan memiliki tatakelola yang bagus, perkembangan perusahaan yang baik, dan keuntungan yang tinggi serta peduli dengan kepentingan investor. Perusahaan yang IPO dengan tujuan ini akan menjadikan para investor sebagai teman bisnis, dimana semua hak mereka tidak akan ada yang diabaikan atau dihilangkan. Mengapa ada perusahaan yang go public  dengan bersungguh-sungguh menjadi perusahaan publik? Pengalaman mengatakan bahwa suatu perusahaan yang benar-benar menjadi perusahan publik akan mendapat berbagai keuntungan yaitu harga saham mereka dihargai lebih tinggi, saham mereka akan lebih likuid, mudah mendapatkan pendanaan, kredibilitas perusahaan makin baik, bisnis mereka akan lebih cepat berkembangnya. Itu semua akan mereka miliki karena semua investor diperlakukan sebagai teman bisnis, sehingga para investor akan menjadi ujung tombak mereka, khususnya dalam pembentukan brand image perusahaan.

Dari ketiga tujuan utama suatu perusahaan melakukan IPO, masing-masing akan memiliki dampak yang sangat berbeda pada saat saham diperdagangankan di pasar sekunder. Kita sebagai investor perlu hati-hati dalam memilih dan membeli saham pada di pasar perdana, sebab kita tidak akan benar-benar tahu apa tujuan utama suatu perusahaan go public pada saat dilakukan penawaran, tapi kita akan tahu kemudian hari setelah saham tersebut di pasar sekunder. Kita hanya bisa meminimalisasi risiko dengan cara mempelajari prospektus. Dalam prosektus akan dijelaskan saham mana yang dijual, persentase saham yang akan dijual, rencana bisnis ke depan, laporan keuangan yang telah lalu, penggunaan dana, harga penawaran, dan lain-lainnya. Jika kita menemukan ada hal yang tidak masuk akal, lebih baik kita tidak berpartisipasi pada penawaran umum perdana tersebut.

3. Tahapan Initial Public Offering

Tahap pertama adalah penelaahan. Penelaahan dilakukan untuk menilai faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi kesuksesan dalam melakukan Penawaran umum perdana. Penelaahan akan membantu memahami posisi perusahaan, masa depan serta prospek bisnis perusahaan.

We are having a baby girl!(4).jpg

Persiapan

1. RUPS dan Persetujuan pemegang saham
2. Restrukturisasi/perubahan anggaran dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka
3. Penunjukkan Penjamin Emisi beserta lembaga dan profesi penunjang yang telah terdaftar di OJK.
3. Pencarian calon investor, jika dibutuhkan

Pengajuan Pendaftaran

1. Mempersiapkan persyaratan dokumen yang dibutuhkan.
2. Pengajuan dokumen ke OJK.
2. Pemeriksaan dan evaluasi oleh OJK.
3. Setelah lengkap maka OJK akan mengeluarkan pernyataan efektif.

Penawaran Umum

Pada tahapan ini, efek yang dikeluarkan oleh perusahaan boleh dipasarkan kepada masyarakat. Mekanisme penawaran umum ini diatur oleh penjamin emisi. Masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Setelah berakhirnya masa penawaran umum, perusahaan dapat melakukan penjatahan saham kepada investor dalam waktu paling lambat 2 hari kerja setelah penawaran umum.

Listing di Bursa Efek Indonesia

Pencatatan dilakukan paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penjatahan. Perusahaan juga wajib melaporkan laporan hasil penawaran umum kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah penjatahan saham.

4. Bagaimana strategi investasi saham di pasar primer?

Benarkah beli saham di pasar primer selalu untung? Investasi di saham ketika IPO bisa jadi sangat menguntungkan buat investor, namun pada faktanya tidak selalu demikian. Beberapa saham yang melakukan penawaran umum bisa saja naik tajam di hari-hari pertama perdagangan di pasar sekunder, namun setelah itu terjadi penjualan secara besar-besaran yang menyebabkan harga saham turun tajam dan tidak bangkit lagi. Mengapa bisa demikian? Strategi beli saham yang baru listing di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan perusahaan yang sudah lama, karena belum ada histori harga. Oleh karena itu, perlu sekali memahami prospektus perusahaan, karena track record dari kinerja perusahaan beserta informasi penawaran umum akan tercantum di sana. Berikut ini strategi jitu ketika memilih saham di pasar primer yang prospektif buat investasi kamu.

We are having a baby girl!(3).jpg

Tujuan perusahaan melakukan go public

Penting sekali untuk memahami tujuan perusahaan melakukan penawaran perdana, hal ini berkaitan dengan tujuan penggunaan dana hasil IPO. Perlu diperhatikan komposisi peggunaan dana, apakah untuk membayar hutang atau melakukan ekspansi bisnis. Jika komposisi penggunaan dana untuk membayar hutang lebih besar maka kamu bisa menilai bahwa perusahaan kurang produktif dalam memanfaatkan dana tersebut. Oleh karena itu, penting sekali untuk benar-benar memahami prospektus perusahaan.

Jumlah saham yang dilepas

Jumlah saham yang dilepas perusahaan sangat penting untuk diperhatikan karena akan sangat erat kaitannya dengan likuiditas saham di pasar sekunder. Semakin sedikit jumlah saham yang dilepas perusahaan maka likuiditas perdagangan saham tersebut akan semakin kecil.

Rekam jejak penjamin emisi/ underwriter

Rekam jejak penjamin emisi memang cukup penting untuk diperhatikan, oleh karena itu kamu perlu untuk memperbanyak informasi mengenai riwayat penjamin emisi ketika menangani Initial Publik Offering. Dalam artian, kamu harus melihat pergerakan harga saham yang pernah ditangani penjamin emisi tersebut, apakah pelaksanaannya sukses atau tidak? Oversubscribe atau undersubscribe? Jika Oversubscribe, berarti cukup bagus karena banyak yang berminat untuk membeli sahamnya. Apakah saham tersebut naik ketika dijual di pasar sekunder atau tidak?

Kondisi keuangan perusahaan

Ini adalah yang paling penting untuk diperhatikan, jangan sampai kamu berinvestasi pada perusahaan yang tidak kamu ketahui kinerja keuangannya, atau istilahnya beli kucing dalam karung. Kamu harus mengetahui perusahaan tersebut bergerak di sektor apa? menilai kinerja laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir dan membandingkannya dengan perusahaan yang sejenis.

Indikator yang bisa kamu lihat seperti price earning ratio (PER), price to book value (PBV), Enterprise Value to EBITDA (EV/EBITDA), dan Net Asset Value (NAV). Semuanya tergantung dari sektor dari calon emiten tersebut.

Pertimbangkan juga untuk memilih saham perusahaan yang grup-nya sudah eksis, terpercaya, dan jelas bisnisnya.

Investor yang berminat untuk investasi

Siapa peminat saham tersebut? apakah investor domestik atau investor asing? Tidak bisa dipungkiri bahwa foreign flow memang sesuatu yang cukup penting untuk diperhatikan, karena biasanya investor asing yang membeli suatu saham melihat adanya prospek jauh ke depan. Saham yang diminati oleh banyak investor asing biasanya lebih berpotensi untuk naik. Bagus atau tidaknya prospek saham di pasar perdana bisa dilihat dari pemesan sahamnya, apakah oversubscribe atau undersubscribe. Jangan heran kalau ketika kamu memesan saham IPO, kamu hanya dapat jatah saham yang sedikit, karena biasanya penjamin emisi akan selektif dalam memilih investor. Kamu justru harus waspada ketika semua pesanan saham mendapat jatah saham, karena berarti saham tersebut sepi peminat.

Perhatikan tren pasar

Tips terakhir saat memilih saham IPO adalah tren yang terjadi di pasar. Apakah sedang dalam tren beasish atau bullish. Indikatornya adalah pertama dari IHSG yang ke dua adalah kondisi industri dari perusahaan calon emiten tersebut. IHSG menjadi indikator yang menggambarkan kondisi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Saham yang go public ketika tren pasar sedang bearish biasanya akan sedikit peminatnya karena memang pasar saham yang cenderung lebih berisiko dibanding instrumen investasi lainnya. Sedangkan dari sisi industri, kamu bisa memperhatikan apakah saat ini industri dari perusahaan calon emiten sedang bergairah atau justru sedang lesu. Jangan pernah membeli saham yang kondisi industrinya sedang lesu karena saham yang berada pada industri yang sama akan cenderung memiliki arah pergerakan harga yang sama. 

5. Istilah-istilah berkaitan dengan IPO

Due diligence
adalah salah satu tahapan dalam go public di mana pada tahap ini perusahaan yang berencana go public harus melakukan pertemuan dengan sekuritas yang bertindak sebagai underwriter (penjamin emisi) perusahaan tersebut.

Underwriter
underwritter adalah istilah lain dari penjemin emisi efek yaitu Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

Prospektus
adalah informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum,‭ ‬baik saham maupun obligasi.‭ ‬Dalam prospektus saham perusahaan terdapat banyak informasi yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang melakukan penawaran umum.

‭Prospektus adalah dokumen yang berisi s‬etiap informasi mengenai penawaran umum perusahaan dalam rangka penjualan saham perusahaan. Informasi penting yang terdapat dalam prospektus antara lain nilai nominal saham, harga penawaran, jumlah saham yang ditawarkan, bidang usaha, prospek usaha, resiko usaha, kebijakan dividen perusahaan, kinerja keuangan, agen penjual, dll.

Full Commitment
Full commitment atau sering juga disebut firm commitment underwriting adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek dimana penjamin emisi mengikatkan diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan membeli sisa efek yang tidak laku terjual.

Best Effort
Dalam komitmen ini, underwriter akan berusaha semaksimal mungkin menjual efek-efek emiten. Apabila ada efek yang belum habis terjual underwriter tidak wajib membelinya dan oleh karena itu merek hanya membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan sisanya kepada emiten.

Oversubscribe
adalah kondisi dimana total saham yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham yang ditawarkan. Dalam kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan saham kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak mendapatkan sama sekali.

Undersubscribe
adalah kondisi dimana total Saham yang dipesan oleh investor kurang dari total saham yang ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapat saham sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

Allotment
Proses penjatahan Saham (biasa disebut dengan “allotment”) kepada investor yang telah memesan yang dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham.

Refund
Pengembalian dana investor yang tidak mendapat jatah saham ketika terjadi oversubscribe.

Tertarik untuk Investasi saham? Kamu bisa Buka Akun Saham Online melalui aplikasi Stockbit kamu dengan klik tombol di bawah ini.


Investasi dan Trading Saham itu Judi? Ini Penjelasannya by Dedi Utomo

Banyak orang di luar sana yang enggan untuk memulai investasi saham karena beranggapan bahwa saham adalah judi. Apakah kamu adalah salah satu yang beranggapan seperti itu? Stockbit akan meluruskan kesalahpahaman ini agar kamu tidak ragu lagi untuk berinvestasi saham.

gambling-poker-trading.jpg

Awal munculnya persepsi

Anggapan bahwa investasi di saham itu judi merupakan kesalahpahaman. Ada beberapa alasan yang menyebabkan munculnya persepsi ini.

  • Karena tidak ada pertukaran barang fisik pada saat jual/beli saham

Saat ini transaksi saham dilakukan tanpa warkat (scripless trading). Sistem perdagangan Efek di bursa Efek yang dilaksanakan secara elektronik dengan penyelesaian melalui sistem pemindah bukuan (book-entry settlement system) atau perpindahan Efek maupun dana hanya melalui mekanisme debit-kredit atas suatu rekening sekuritas (securities account). Adapun tanda bukti kepemilikan Efek tidak lagi akan berbentuk fisik sertifikat Efek, tetapi diwujudkan dalam rekening Efek pada Kustodian Sentral Efek Indonesia.

  • Banyak orang jual beli saham seperti mereka berjudi

Pilih perusahaan mana yang ingin dibeli lalu berharap semoga harganya naik dalam waktu singkat. Seperti kebanyakan orang berjudi, orang yang bertransaksi saham seperti ini umumnya merugi.

Masih bingung? Oke kita perjelas lagi ya.

Berjudi adalah mengambil keputusan berdasarkan spekulasi, investasi berdasarkan keahlian dan sistem yang bisa dipelajari.

Judi biasanya dipicu oleh keinginan mencari untung dalam waktu singkat, sangat dipengaruhi oleh emosi seperti ketamakan dan ketakutan dan tanpa melakukan analisa terlebih dahulu. Sedangkan investasi dilakukan berdasarkan strategi dan diputuskan berdasarkan data-data riset keadaan pasar.

Judi menginginkan keuntungan instan, investasi membutuhkan waktu.

Investasi adalah sebuah proses, jadi membutuhkan waktu untuk menghasilkan keuntungan meskipun tetap ada resiko untung dan rugi. Jika kamu mencoba mencari keuntungan dari naik turunnya saham dalam waktu yang singkat, maka hal itu bisa mengarah ke perjudian.

Penjelasan Fatwa MUI

Menurut Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011, investasi saham di Bursa Efek Indonesia dianggap sesuai syariah apabila hanya melakukan jual-beli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang secara syariah – yaitu transaksi spekulatif , transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan analisis, riset atau pengetahuan. Di Bursa Efek Indonesia sendiri daftar saham yang masuk dalam kategori syariah masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES/$ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII).

Jadi bertransaksi saham di Bursa Efek Indonesia sebenarnya bukanlah berjudi, karena sudah ada fatwa dari MUI yang menjelaskan bahwa transaksi saham adalah halal. Judi atau tidaknya adalah tergantung kita, sebagai investor kita harus membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk memulai berinvestasi saham agar kita lebih selektif dalam memilih saham untuk investasi, dan menggunakan metode transaksi yang benar disertai dengan analisis mengenai kondisi perusahaan yang ingin kita beli sahamnya.

Jangan ragu lagi untuk memulai investasi, semakin cepat kamu memulai, maka potensi keuntungan yang akan kamu peroleh juga akan lebih tinggi.

Diskusikan analisa saham kamu melalui aplikasi Stockbit, kamu juga bisa bertransaksi saham secara langsung melalui aplikasi Stockbit, karena Stockbit bekerjasama dengan Sinarmas Sekuritas menyediakan fitur untuk transaksi beli dan jual saham. Kamu bisa bertransaksi saham melalui platform Stockbit yang bisa diakses melalui Web, Android, dan iOS.

Baca : Stockbit Real Trading: Cara Baru Investasi Saham Online

Melalui Stockbit, Investasi saham kamu akan lebih mudah dan terarah karena kamu bisa berdiskusi, analisa, dan bertransaksi saham dari satu tempat.

Kenapa Harus Investasi?-How Investing Can Change Your Life for The Better by Dedi Utomo

invest.jpg

Kenapa Investasi itu Penting?

Sebelum kita menjawab pertanyaan kenapa harus investasi, mari kita pahami apa yang akan terjadi jika seseorang memilih untuk tidak berinvestasi. Mari kita asumsikan kamu mendapatkan Rp. 5.000.000 per bulan dari gaji bulanan dan kamu menghabiskan Rp.4.000.000 per bulan untuk biaya hidup kamu yang meliputi kebutuhan rumah, makanan, transportasi, belanja, medis dll. Sisa Rp.1.000.000 adalah surplus bulanan kamu untuk disimpan. Dalam satu tahun kamu mendapatkan Rp 60.000.000, mengeluarkan Rp 48.000.000 untuk kebutuhan dan memiliki simpanan sebesar Rp 12.000.000.

Coba kita buat beberapa asumsi sederhana:

  • Bos di kantor kamu memberi kenaikan gaji 8% setiap tahun.

  • Biaya hidup kemungkinan akan naik sebesar 4% dari tahun ke tahun.

  • Kamu berusia 25 tahun dan berencana untuk pensiun pada usia 55 tahun. Kamu memiliki waktu 30 tahun untuk mendapatkan gaji dari pekerjaan sebelum kamu pensiun.

  • Kamu tidak ingin bekerja setelah pensiun dan biaya pengeluaran hanya menggunakan hasil simpanan selama kamu bekerja.

  • Tidak ada pengeluaran lainnya.

  • Simpanan kamu setiap bulan akan disimpan dalam bentuk uang tunai.

Dengan asumsi ini, bagaimana simpanan kamu pada saat kamu pensiun?

Pada saat kamu pensiun atau berumur 55 tahun, kamu memiliki simpanan sebesar Rp 4.55 Milyar, sepertinya banyak kan? Tapi pada saat itu, biaya pengeluaran kamu per tahunnya sudah sebesar Rp 155.6 juta. Karena kamu sudah tidak bekerja lagi maka simpanan kamu akan dipakai untuk pengeluaran kamu yang tetap naik 4% per tahun. Jika kamu seperti ini, simpanan kamu akan habis pada saat kamu berusia 70 tahun. Kalo kamu hidup lebih dari 70 tahun, maka kamu harus mencari uang lagi. 

Perlu diingat, kamu harus menjalani gaya hidup yang sama selama bertahun-tahun untuk memiliki simpanan sebanyak Rp 4.55 Milyar. Kamu mungkin bahkan menekan beberapa cita-cita kamu seperti - rumah yang lebih bagus, mobil yang lebih bagus, atau liburan ke luar negeri.

Apa yang akan kamu lakukan setelah kehabisan uang dalam waktu 15 tahun setelah kamu pensiun? Bagaimana kamu membiayai hidup kamu? Apakah ada cara untuk memastikan bahwa kamu mengumpulkan jumlah yang lebih besar pada saat kamu berusia 55 tahun?

Mari kita pertimbangkan skenario lain di mana alih-alih menyimpan uang tunai, kamu memilih untuk menginvestasikan uang tunai dalam instrumen investasi yang tumbuh katakanlah 15% per tahun.

Tidak perlu semua surplus dari pendapatanmu diinvestasikan, cukup 50% saja, jadi pada tahun pertama dari Rp 12 juta surplus yang kamu simpan, kamu investasikan Rp 6 juta atau Rp 500 ribu setiap bulan. Lalu pada tahun kedua kamu investasikan Rp 7.4 juta dan seterusnya.

Pada saat kamu pensiun, hasil invesasi rutin kamu adalah Rp 13.9 Milyar, atau 3 kali lipat dari simpanan kamu jika tidak kamu investasikan. Plus, kamu masih punya tambahan Rp 2.27 Milyar dari uang yang tidak kamu investasikan. 

Investasi vs Tidak Investasi

Dengan hasil investasi Rp 13.9 Milyar, kamu tidak akan kehabisan uang untuk pengeluaran rutin kamu dan juga masih bisa untuk mencapai beberapa cita-cita kamu seperti membeli rumah dan mobil yang lebih bagus atau berlibur.

Baca juga : 6 Tips Mengelola Keuangan dengan Investasi

Sekarang, kembali ke pertanyaan awal Kenapa harus Investasi? Ada beberapa alasan kuat untuk berinvestasi.

1. Memerangi Inflasi

Dengan berinvestasi seseorang dapat menghadapi kenaikan biaya hidup yang tak terelakkan dengan lebih baik  - yang umumnya disebut sebagai Inflasi

2. Meningkatkan Nilai Kekayaan

Dengan berinvestasi seseorang dapat mencapai tujuan dengan lebih baik pada akhir periode waktu yang ditentukan. Dalam contoh di atas, kamu sudah pensiun namun mempunyai uang cukup untuk biaya hidup, atau keperluan lain baik pendidikan anak, pernikahan anak, membeli rumah, atau liburan.

Pilihan Investasi

Setelah mengetahui alasan untuk berinvestasi, pertanyaan yang jelas berikutnya adalah - Di mana orang akan berinvestasi? Apa keuntungan dari investasi?

Ketika memulai untuk berinvestasi seseorang harus memilih kelas aset yang sesuai dengan risiko individu. Kelas aset adalah kategori investasi dengan karakteristik risiko dan pengembalian tertentu. Berikut ini adalah beberapa kelas aset populer :

  • Instrumen pendapatan tetap

  • Saham

  • Properti

  • Logam mulia

  • Reksa dana

Instrumen Pendapatan Tetap

Instrumen Pendapatan Tetap pada prinsipnya adalah instrumen investasi dengan risiko yang sangat kecil dan dengan pengembalian berupa bunga. Bunga yang dibayarkan, bisa setiap bulan, triwulan atau tahunan. Pada periode jatuh tempo, modal dikembalikan kepada investor.

Investasi pendapatan tetap meliputi :

  • Deposito

  • Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah (Untuk Ritel SBR & ORI)

  • Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan

Pada Mei 2018, pengembalian dari instrumen pendapatan tetap bervariasi antara 4% sampai 12%.

Saham

Investasi Saham dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan publik. Saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia/Indonesia Stock Exchange (BEI/IDX).

Baca juga :

-Metode Sederhana Berinvestasi dengan Nabung Saham

-Yuk Kenalan Dulu dengan Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia

Ketika seorang investor berinvestasi di saham, tidak seperti instrumen pendapatan tetap, tidak ada jaminan modal. Namun sebagai trade-off, pengembalian dari investasi saham bisa sangat menarik dibanding alternatif investasi lain, selain itu tingkat pajak atas investasi saham juga lebih rendah dari kelas aset lainnya. Peluang investasi di saham memang membutuhkan keterampilan, kerja keras, dan kesabaran namun tingkat pengembaliannya juga bisa sangat tinggi dalam jangka panjang.

Properti

Investasi Properti meliputi transaksi (membeli dan menjual) lahan komersial dan non komersial. Contoh-contoh umum termasuk bertransaksi di situs, apartemen, dan bangunan komersial. Ada dua sumber pendapatan dari investasi real estate yaitu :
- Pendapatan sewa, dan Penambahan modal dari jumlah investasi.

Prosedur transaksi pada investasi properti bisa sangat rumit yang melibatkan verifikasi dokumen legal. Pengeluaran uang tunai dalam investasi real estate biasanya cukup besar. Tidak ada metrik resmi untuk mengukur pengembalian yang dihasilkan oleh real estate, oleh karena itu akan sulit untuk mengomentari hal ini.

Logam mulia

Investasi emas dan perak dianggap sebagai salah satu cara investasi paling populer. Ada beberapa cara untuk berinvestasi dalam emas dan perak. Seseorang dapat memilih untuk berinvestasi dalam bentuk perhiasan atau emas batangan.

Reksa dana

Pengertian secara mudahnya, Kamu bersama investor-investor lain mengumpulkan sebuah dana yang akan dikelola oleh seorang profesional yang disebut Manajer Investasi, dana kamu akan dikelola dan diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen di pasar modal. keunggulan utama dari investasi reksadana adalah modal yang relatif terjangkau, dikelola secara professional, dan terdiversifikasi.

Jelas, saham cenderung memberi kamu hasil terbaik terutama ketika kamu memiliki perspektif investasi jangka panjang.

Catatan tentang investasi

Investasi yang optimal optimal harus memiliki campuran yang kuat dari semua kelas aset. Adalah cerdas untuk melakukan diversifikasi investasi kamu di antara berbagai kelas aset. Teknik mengalokasikan uang di seluruh kelas aset disebut sebagai ‘Asset Allocation’.

Salah satu general rule dalam asset allocation adalah 100 dikurangi umur kamu saat ini sama dengan jumlah aset yang dialokasikan ke saham lalu sisanya dialokasikan pada aset yang lebih relatif aman dan likuid seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Jadi misal saat ini umur kamu 25 maka 75% dari aset dialokasikan ke saham, pada saat kamu berumur 30 maka alokasinya turun menjadi 70%. Lalu ketika kamu berumur 55 maka alokasi saham kamu tinggal 45% dari total aset.

Rasio alokasi aset ini juga tergantung pada selera risiko investor masing-masing.

Jadi kenapa harus Investasi? jawabannya adalah untuk menanggulangi kenaikan biaya hidup yang tak ter-elakkan dan tetap bisa mencapai cita-cita kamu walaupun kamu tidak bekerja lagi. Yuk mulai berinvestasi dan meraih mimpimu.