belajar saham

Manajemen Risiko-An Essential Tool for Making Profits in The Stock Market by Dedi Utomo

the key.jpg

Manajemen risiko

Dalam berinvestasi saham, kamu harus mempunyai 2 skill penting. Pertama adalah kemampuan untuk memprediksi prospek saham dan yang kedua adalah kemampuan dalam melakukan risk management. Banyak sekali investor maupun trader yang hanya memperhatikan skill forecasting saja, namun melupakan betapa pentingnya mengelola risiko.

Padahal di pasar saham ada hubungan yang kuat antara risiko dan tingkat pengembalian (return). Semakin besar risikonya, semakin besar tingkat pengembaliannya. Secara terminologi manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi dan menilai risiko, kemudian mengembangkan strategi untuk mengelola dan meminimalkan untuk memaksimalkan tingkat pengembalian.

Kali ini, Stockbit akan berbagi strategi jitu yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko dalam berinvestasi saham.

Ikuti tren pasar

Ini adalah salah satu metode yang telah terbukti untuk meminimalkan risiko di pasar saham. Melalui chart harga saham, indeks sektoral, maupun IHSG, akan terlihat arah tren pasar, apakah suatu saham, sektor, atau bursa secara keseluruhan sedang dalam tren bullish atau bearish. Jangan sekali-kali melawan arah pasar, jika kamu adalah tipe investor yang menghindari risiko (risk averter), melawan pasar atau dalam artian kamu malah justru membeli saham ketika memasuki fase bearish, potensi untuk menanggung risiko kerugian juga semakin tinggi. Oleh karena itu, ikuti arah tren pasar bergerak, beli di waktu yang tepat maka kamu akan memperoleh return yang maksimum dengan tingkat risiko yang minimum. 

Diversifikasi portofolio

Strategi manajemen risiko lain yang berguna di pasar saham adalah diversifikasi risiko kamu dengan berinvestasi dalam portofolio. Dalam portofolio, kamu melakukan diversifikasi investasi kamu ke beberapa perusahaan, sektor, dan kelas aset. Ada kemungkinan bahwa sementara kondisi pasar dari saham pada sektor tertentu menurun namun di sektor yang lain meningkat.

Di Bursa Efek Indonesia sendiri terdapat 9 Sektor bisnis yang bisa kamu gunakan untuk melakukan diversifikasi saham.

  1. Pertanian

  2. Perdagangan, Jasa dan Investasi

  3. Keuangan

  4. Industri Barang Konsumsi

  5. Properti dan Real Estate

  6. Aneka Industri

  7. Pertambangan

  8. Industri Dasar dan Kimia

  9. Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Lakukan screening saham untuk menemukan saham yang memiliki prospek bagus ke depan dengan menggunakan fitur Screener Stockbit.  Fitur Screener disajikan dan didesain secara khusus untuk mempermudah kamu mencari (screening) saham yang terbaik berdasarkan ratusan kriteria. Dapatkan juga preset screener dimana Stockbit menyediakan screener berdasarkan gaya guru investasi seperti Warren Buffet, William O'Neil dan lain-lain yang bisa langsung digunakan. Temukan saham-saham potensial dan buat investasi kamu menjadi lebih menyenangkan.

Stop loss

Stop loss adalah perangkat lain untuk memastikan bahwa kamu tidak akan kehilangan uang lebih banyak lagi jika harga saham turun jauh. Dalam strategi ini, investor memiliki pilihan untuk keluar jika saham tertentu jatuh di bawah batas tertentu yang ditentukan. Disiplin diri adalah pilihan lain yang digunakan oleh beberapa investor untuk menjual saham ketika harganya jatuh di bawah level tertentu atau ketika ada penurunan tajam.

Waspadai Saham yang memperoleh earnings surprises

Terkadang investor pemula bertindak gegabah dan ingin segera membeli saham yang secara tiba-tiba labanya mengalami kenaikan signifikan. Laba naik tiba-tiba nyatanya tidak selalu berarti saham perusahaan tersebut bagus. Kamu perlu untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai kondisi internal perusahaan, terutama fakta dibalik kenaikan laba tersebut, karena bisa saja laba tersebut berasal dari penjualan aset perusahaan dan bukan berasal dari sumber pendapatan utama perusahaan. Jika ternyata demikian, maka saham tersebut belum layak untuk dijadikan sebagai portofolio investasi kamu. Sebaliknya, jika ternyata kenaikan laba tersebut berasal dari pendapatan perusahaan yang memang benar-benar naik secara signifikan, karena adanya ekspansi atau penemuan teknologi baru yang membuat proses bisnis menjadi lebih effisien. Maka saham tersebut memang benar-benar bagus untuk portofolio investasi kamu.

Pilih saham yang memiliki konsistensi pertumbuhan laba

Saham yang memiliki konsistensi kenaikan laba biasanya lebih aman untuk investasi jangka panjang dibanding saham perusahaan yang labanya tidak pasti (kadang naik signifikan dan kadang rugi). Karena sebagai investor kamu bisa memperkirakan nilai perusahaan di masa depan. Hal ini secara psikologis akan membuatmu yakin akan prospek perusahaan di masa depan. Saham- saham yang memenuhi kriteria ini biasanya adalah saham yang termasuk dalam kategori saham Blue Chip. Karena memang saham Blue Chip sudah mempunyai reputasi yang bagus di mata investor karena kinerja perusahaan yang bagus ditinjau dari tata kelola, kemampuan untuk menghasilkan laba, inovasi, dan merupakan market leader diantara pesaingnya. Saham-saham seperti ini biasanya akan lebih diperhatikan oleh investor institusi sebagai portofolio investasi, oleh karena itu, potensi kenaikan harganya juga akan lebih tinggi dibanding saham-saham kecil dan juga lebih aman untuk investasi jangka panjang.

Pilih saham yang memiliki beta kecil

Beta suatu saham adalah pengukur tingkat volatilitas pergerakan harga suatu saham terhadap indeks pasar, semakin kecil nilai beta suatu saham, artinya tingkat volatilitas pergerakan harga juga akan lebih rendah. Saham yang memiliki beta kurang dari 1 (<1 ) artinya adalah, jika indeks pasar (IHSG) mengalami kenaikan atau penurunan, maka saham tersebut juga mengalaminya namun tingkat kenaikan atau penurunan harganya lebih kecil dari IHSG. Begitu juga saham dengan beta di atas 1 (>1 ),jika indeks pasar mengalami perubahan baik kenaikan ataupun penurunan maka, saham tersebut juga mengalaminya akan tetapi kenaikan atau penurunan tersebut lebih besar dari IHSG. Sehingga suatu saham dikategorikan berisiko jika memiliki beta yang tinggi. Jika kamu merupakan tipe investor yang menghindari risiko (risk averter), maka carilah saham yang memiliki koefisien beta kurang dari 1.    

PE Ratio kecil belum tentu murah

Penilaian harga suatu saham berdasarkan PE Ratio tidaklah bersifat absolut, PE Ratio yang rendah belum tentu murah dan memiliki prospek. Dalam analisa fundamental penggunaan rasio PER, PBV, EV/EBITDA adalah bersifat relatif, penggunaan PER,PBV, dan EV/EBITDA adalah sebagai langkah awal kamu dalam memilih saham, setelah itu barulah kamu meneliti lebih dalam lagi tentang kondisi fundamental keuangan perusahaan untuk mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat. Jangan terjebak pada saham yang memiliki PE Ratio rendah namun ternyata kondisi keuangan perusahaan tidak sehat.

Pilih saham dengan kapitalisasi pasar diatas 3 trilliun

Percaya atau tidak, saham dengan kapitalisasi pasar yang besar memiliki risiko yang lebih kecil. Karena saham tersebut memiliki potensi lebih kecil terhadap praktik goreng saham/dimanipulasi pergerakan harganya. Saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi juga lebih berpotensi mengalami kenaikan, karena kapitalisasi pasar menjadi syarat utama bagi beberapa investor institusi. Mengapa demikian? karena likuiditas suatu saham sangatlah penting bagi investor institusi. Ketika membeli saham, investor ini biasanya membeli dalam jumlah yang besar. sehingga ketika suatu saham tidak likuid, maka mereka akan kesulitan dalam menjualnya. Jadi, carilah saham yang memiliki kapitalisasi pasar setidaknya di atas 3 trilliun, jika ingin memperoleh saham yang lebih likuid lagi maka kamu juga bisa mencari saham dengan kapitalisasi pasar >10 trilliun.

Itulah tips dari Stockbit dalam melakukan manajemen risiko investasi saham, semoga membantu dalam memilih saham yang sesuai dengan kriteria investasi teman-teman Stockbitor

News dan Report - Bagaimana Sebuah Berita Bisa Menggerakkan Harga Saham by Dedi Utomo

berita.jpg

Sebagai seorang investor, berita dan keterbukaan informasi yang diumumkan oleh emiten (perusahaan Tbk) adalah senjata penting kamu untuk pertimbangan pengambilan keputusan investasi. Seberapa penting sih informasi berita dan laporan keterbukaan emiten di pasar saham? Hmm, tentu sangat penting sekali, sangking pentingnya sebuah informasi, ada prosedur dan peraturan tersendiri lho yang mengatur tentang keterbukaan atas informasi atau fakta material oleh emiten atau perusahaan publik. Bagaimana cara menyikapi sebuah news dan report? News apa saja yang sebaiknya sangat penting diperhatikan untuk keputusan investasi? Oke mari kita bahas satu per satu, Stockbit akan membahasnya secara simpel dan mudah dipahami.

Fakta Material? Apa itu?

Menurut POJK NO 31 tahun 2015, Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek (Saham, Obligasi) pada Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Sebuah fakta material wajib untuk disampaikan sesegera mungkin kepada publik/masyarakat paling lambat pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terdapatnya Informasi atau Fakta Material sesuai dengan format yang telah ditetapkan oleh OJK. Fakta tersebut disampaikan setidaknya melalui website perusahaan, situs web Bursa Efek Indonesia dan 1 surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.

Wow kompleks bukan? mengapa harus diatur? Jawabannya adalah untuk mencegah terjadinya insider transaction/transaksi "Orang Dalam".

Transaksi "Orang Dalam"? Apa lagi tuh?

Transaksi Insider/"Orang Dalam" adalah transaksi yang dilakukan oleh:

  1. Komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik

  2. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik

  3. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau

  4. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, atau huruf c.

Pantau transaksi dari "Orang Dalam" menggunakan fitur Insider dari Stockbit.
Selengkapnya di sini

insider.png

Informasi apa saja yang bersifat material?

Banyak sekali informasi yang sifatnya material dan wajib kamu ketahui ketika masuk dalam dunia saham, diantaranya:

  1. Penggabungan usaha (Merger dan akuisisi), pemisahan usaha (Spin off), peleburan usaha (konsolidasi), atau pembentukan usaha patungan (joint venture);

  2. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain (Tender offer);

  3. Pembelian atau penjualan saham perusahaan yang nilainya material;

  4. Pemecahan saham (stock split) atau penggabungan saham (reverse stock split);

  5. Pembagian dividen interim;

  6. Penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa Efek Indonesia;

  7. Pendapatan berupa dividen yang luar biasa sifatnya;

  8. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

  9. Penemuan baru atau produk baru yang memberi nilai tambah bagi perusahaan;

  10. Penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya (right issue);

  11. Perubahan dalam pengendalian baik langsung maupun tidak langsung terhadap Emiten atau Perusahaan Publik;

  12. Perubahan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

  13. Pembelian kembali atau pembayaran Efek Bersifat Utang dan/ atau Sukuk;

  14. Pembelian atau penjualan aset yang sifatnya penting;

  15. Perselisihan tenaga kerja yang dapat mengganggu operasional perusahaan;

  16. Perkara hukum terhadap Emiten atau Perusahaan Publik dan/atau anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik yang berdampak material;

  17. Penggantian Akuntan yang sedang diberi tugas mengaudit Emiten atau Perusahaan Publik;

  18. Penggantian Wali Amanat;

  19. Penggantian Biro Administrasi Efek;

  20. Perubahan tahun buku Emiten atau Perusahaan Publik;

  21. Perubahan penggunaan mata uang pelaporan dalam laporan keuangan;

  22. Emiten atau Perusahaan Publik berada dalam pengawasan khusus dari regulator terkait yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Emiten atau Perusahaan Publik;

  23. Pembatasan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik oleh regulator terkait;

  24. Perubahan atau tidak tercapainya proyeksi keuangan yang telah dipublikasikan, secara material;

  25. Adanya kejadian yang akan menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan atau menurunnya pendapatan Emiten atau Perusahaan Publik secara material;

  26. Restrukturisasi utang;

  27. Penghentian atau penutupan sebagian atau seluruh segmen usaha;

Banyak juga ya, bayangkan jika informasi-informasi tersebut hanya diketahui segelintir orang, bisa Ketinggalan Kereta kalau trader saham bilang. Pertanyaannya, apakah mungkin saya bisa mendapatkan semua info tersebut secara up to date? Tenang, kamu gak perlu khawatir, jaman sudah berubah bro, karena Stockbit senantiasa membantu memudahkan proses investasi kamu. Gimana caranya? Simak penjelasan di bawah ini.

Baca Juga : 11 Aksi Korporasi Emiten yang Wajib Kamu Tau

Kekuatan news dalam menggerakkan harga saham

Berikut ini adalah beberapa contoh kekuatan dari sebuah berita dalam menggerakkan harga saham.

Saham BTPN telah mengumumkan keterbukaan informasi mengenai rencana corporate action berupa merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada tanggal 29 Januari 2018. Coba kita lihat apa yang terjadi setelah pengumuman tersebut dipublish di Bursa Efek Indonesia di chart berikut :

BTPN.png

Terlihat dari chart (grafik) di atas, di hari yang sama ketika pengumuman tersebut dipublish terjadi kenaikan volume yang cukup signifikan dan harga langsung ditutup di Batas Auto Reject Atas (ARA) dan hingga saat ini pun, saham BTPN masih cenderung naik. Hal ini menunjukkan bahwa aksi korporasi yang akan dilakukan BTPN ini memang bagus untuk prospek perusahaan di masa depan. Sehingga harga sahamnya juga mengalami kenaikan. Oleh karena itu jangan sampai ketinggalan informasi mengenai aksi korporasi seperti merger ini.

Sumber berita dan laporan keterbukaan emiten

Sebagai social media khusus investor, Stockbit terhubung dengan sumber-sumber berita dan informasi emiten yang terpercaya. Berita dan laporan keterbukaan emiten akan di push melalui Smartphone kamu, sehingga kamu akan memperoleh notifikasi langsung dari Smartphone kamu tepat saat informasi tersebut dipublish oleh emiten. Bagaimana caranya? Hmm, gampang banget:

  1. Download aplikasi Stockbit di Smartphone kamu di link berikut:
    Google Play Store: http://bit.ly/StockbitAndroid
    Apple App Store: http://bit.ly/Stockbit

  2. Follow StockbitNews, StockbitReport, dan TrendingBuzz di Stockbit

  3. Aktifkan Push Notification di akun Stockbit mobile kamu

Kamu akan memperoleh pemberitahuan secara up to date berita-berita dan laporan keterbukaan informasi emiten dari saham yang kamu follow, jadi kamu tidak akan ketinggalan lagi informasi penting seputar saham favorit kamu.

Yuk Join Stockbit, biar investasi kamu lebih terarah dan tidak ketinggalan informasi penting seputar emiten.

 

 

Indeks dan IHSG di Bursa Efek Indonesia - Semua Hal Yang Harus Kamu Tau by Dedi Utomo

indeks.jpg

Mungkin Sebagian besar investor saham di Bursa Efek Indonesia sudah mengetahui apa itu IHSG, pada kesempatan kali ini, Stockbit akan mencoba memberikan gambaran secara lebih mendalam mengenai topik ini.

Apa itu Indeks?
Apa kegunaan indeks?
Bagaimana metode perhitungan indeks?
Indeks yang ada di BEI.

Apa itu Indeks?

Indeks adalah angka indikator yang menggambarkan harga rata-rata dari beberapa saham yang terdaftar di bursa.

Apa Kegunaan Indeks?

Indikator Keuntungan Investor

Apabila indeks mengalami kenaikan, maka secara teoritis dan secara umum kekayaan investor akan bertambah. Begitu sebaliknya. Jika Indeks menurun, maka berkurang pula kekayaan investor. selain itu indeks juga digunakan sebagai pengukur (benchmark) kinerja investasi. apakah kinerja investasi reksadana, investor, dana pensiun, dll lebih baik dari indeks atau di bawah kinerja indeks.

Sebagai fasilitas pembentukan portofolio pasif

Banyak fund manager menggunakan indeks sebagai model portofolio mereka. Model portofolio yang mengikuti indeks dilakukan oleh reksa dana indeks dan exchange-traded fund.

Untuk melihat perkembangan ekonomi

Di pasar modal yang sudah maju dan efisien, seperti di Amerika Serikat, perubahan indeks harga saham menjadi salah satu unsur yang digunakan untuk menghitung leading indicator, indikator yang mendahului pergerakan ekonomi di sektor riil. Jika leading indicator meningkat, maka sektor riil akan meningkat nantinya.

Apa itu IHSG?

Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, IHSG mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, IHSG ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.

IHSG menjadi indikator bagi investor untuk mengukur kondisi pasar secara keseluruhan di Bursa Efek Indonesia.

Bagaimana Metode Perhitungan IHSG?

Seperti di mayoritas bursa-bursa dunia, indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia dihitung dengan menggunakan metodologi rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar) atau Market Value Weighted Average Index. Formula dasar penghitungan indeks adalah:

Screenshot_38.png

Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat (yang digunakan untuk perhitungan indeks) dikali dengan harga pasar. Nilai Pasar biasa disebut juga Kapitalisasi Pasar. Formula untuk menghitung Nilai Pasar adalah:

Screenshot_39.png

Dimana:

p = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i.
q = Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i.
n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI (jumlah emiten yang digunakan untuk perhitungan indeks)

Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Contoh hari dasar untuk IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982.

Bobot (weighted)
Bobot (Weighted) yang digunakan untuk penghitungan indeks adalah jumlah saham tercatat atau biasa juga disebut dengan jumlah saham yang digunakan untuk perhitungan indeks. Meskipun hampir semuanya menggunakan jumlah saham tercatat, akan tetapi terdapat beberapa emiten tidak menggunakan seluruh saham tercatat untuk perhitungan indeks. Contoh beberapa emiten perbankan, emiten yang menggunakan 2 nilai nominal atau emiten yang atas pertimbangan BEI memiliki jumlah saham tercatat yang sangat besar, sehingga bobotnya tidak lagi menggambarkan pergerakan indeks secara keseluruhan. Untuk mengeleminasi pengaruh faktor-faktor yang bukan perubahan harga saham, maka selalu ada penyesuain Nilai Dasar (Adjustment) bila terjadi corporate action seperti stock split, pembagian dividen atau bonus saham, penawaran terbatas atau HMETD dan lain-lain. Sehingga dengan demikian indeks akan mencerminkan pergerakan harga saham saja.

Harga teoritis
Salah satu faktor yang harus dihitung dalam melakukan penyesuain Nilai Dasar adalah Harga Teoritis saham bila terjadi corporate action. Misalnya emiten A melakukan stock split dengan rasio 1 : 1 (satu saham lama mendapat satu saham baru) sehingga jumlah saham yang tercatat akan menjadi 2 kali lipat. Bila harga saham pada saat cum (hari terakhir sebelum stock split) adalah Rp 2.000, maka harga teoritis saham pada hari bursa berikutnya (pada saat Ex atau hari bursa dimulainya perdagangan saham dengan jumlah saham yang baru) adalah Rp 1.000. harga teoritis juga berfungsi sebagai pedoman dalam tawar menawar saham. Bila tidak terjadi pembentukan harga baru hingga akhir hari bursa setelah stock split saham tersebut efektif, maka harga teorits akan dicantumkan dalam laporan Daftar Efek BEI dan tampilan monitor JATS dengan menggunakan tanda asterik (*). Dengan demikian pengguna informasi mengetahui bahwa harga tersebut bukan harga akhir sebelumnya melainkan Harga Teoritis.

Jenis/Macam-macam Indeks yang ada Di Bursa Efek Indonesia

Indeks sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.

List saham indeks Sektoral : di sini

LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan. 

List saham indeks LQ45 : di sini

JII

Indeks saham JII ini terdiri atas 30 saham yang bergerak di bidang industri sesuai dengan prinsip syariah islam. Saham-saham yang termasuk kedalam indeks saham JII adalah saham-saham halal karena sistem operasional emitennya tidak mengandung unsur riba.

List saham indeks JII : di sini

MBX

Main Board Index (MBX)/Indeks Papan Utama ditujukan untuk emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan mempunyai track record yang baik. 

List saham indeks MBX : di sini

DBX

Development Board Index (DBX)/Indeks Papan Pengembangan adalah indeks yang berisi perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di papan utama, termasuk perusahaan yang mempunyai prospektif bagus namum belum menghasilkan keuntungan dan merupakan sarana bagi perusahaan yang sedang dalam penyehatan.

List saham indeks DBX : di sini

BISNIS-27

Kerja sama antara IDX dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

List saham indeks BISNIS-27 : di sini

KOMPAS100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

List saham indeks KOMPAS100 : di sini

PEFINDO25

Kerja sama antara BEI dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

List saham indeks PEFINDO25 : di sini

SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.

List saham indeks SRI-KEHATI : di sini

ISSI

ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariahyang baru tercatat atau dihapuskan dari DES. 

List saham indeks ISSI : di sini

IDX30

IDX30 merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham yang konstituennya dipilih dari konstituen indeks LQ45. Konstituen Indeks LQ45 dipilih karena saat ini Indeks LQ45 sudah dapat menggambarkan kinerja saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.

List saham indeks IDX30 : di sini

INFOBANK15

Indeks ini berisi 15 saham-saham perbankan yang memiliki kinerja positif di BEI dengan tujuan mempermudah investor dan pelaku pasar dalam memantau pergerakannya. Indeks Infobank15 itu diharapkan dapat menjadi acuan bagi para investor dalam berinvestasi pada saham-saham perbankan, terutama yang ingin berinvestasi pada saham-saham dengan fundamental baik, kapitalisasi besar, serta aktivitas transaksi yang tinggi.

List saham indeks INFOBANK15 : di sini

INVESTOR33

Bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Beritasatu Media Holdings meluncurkan Indeks Investor33. Indeks Investor33 terdiri atas 33 saham dari berbagai sektor usaha, dipilih melalui proses seleksi secara ketat. Ada delapan tahapan seleksi awal yang harus dilewati, sebelum masuk daftar 100 Emiten Terbaik versi Majalah Investor. Pemilihan konstituen Investor33 juga melibatkan Komite Penilai Indeks yang kredibel dan profesional.

List saham indeks INVESTOR33 : di sini

MNC36

Merupakan indeks hasil kerjasama BEI dan Media Nusantara Citra (MNC) Group. Indeks tersebut terdiri atas 36 saham emiten pilihan yang tercatat di BEI. Metode perhitungan Indeks MNC36 berdasarkan pada kapitalisasi pasar atau market capitalization weight average. Selain kapitalisasi pasar yang besar, kriteria lain yang menentukan anggota Indeks MNC 36 adalah likuiditas serta faktor fundamental seperti, price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM, revenue growth, net income, price to book value (PBV), dan debt to equity ratio (DER).

List saham indeks MNC36 : di sini

SMINFRA18

PT SMI bekerjasama dengan BEI  untuk membentuk Indeks yang berisikan saham-saham yang bergerak pada sektor infrastruktur yang diberi nama Indeks SMinfra18. Indeks SMinfra18 merupakan indeks yang terdiri dari 18 saham yang konstituennya dipilih dari sektor-sektor infrastruktur dan pendukungnya.

List saham indeks SMINFRA18 : di sini

IDXHIDIV20

IDX High Dividend 20 yakni indeks atas harga 20 saham perusahaan tercatat yang secara rutin membagikan dividen tunai dan memiliki imbal hasil dividen (dividend yield) kepada para pemegang sahamnya. Konstituen indeks IDX High Dividend 20 adalah saham dari perusahaan tercatat yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir serta memiliki rata-rata harian nilai transaksi reguler untuk periode 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan terakhir masing-masing lebih besar dari Rp1 miliar. Indeks IDX High Dividend 20 dipilih berdasarkan imbal hasil dividen, kriteria likuiditas, serta kapitalisasi pasar.

List saham indeks IDXHIDIV20 : di sini

IDXBUMN20

Adalah indeks harga atas 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.

List saham indeks IDXBUMN20 : di sini

JII70

Adalah indeks atas 70 saham syariah yang memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas transaksi tinggi.

List saham indeks JII70 : di sini

 

5 Hal Yang Wajib Kamu Tau Ketika Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) Saham by Dedi Utomo

Bursa-Efek-Indonesia-1000x414.png

Sebelum membeli saham di pasar perdana ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui, apa aja itu?

Apa itu IPO? 
Mengapa Perusahaan melakukan go public?
Tahapan Penawaran Umum Perdana

Strategi Investasi Saham di Pasar Primer
Istilah-istilah yang sering dipakai saat go public.

1. Apa itu Initial Public Offering?

Initial Public Offering/go public/penawaran umum perdana/pasar primer/pasar perdana adalah penawaran saham suatu perusahaan kepada publik untuk pertama kalinya. Penawaran saham ini dilakukan agar perusahaan mendapatkan suntikan dana untuk keperluan  ekspansi bisnis, membeli mesin/peralatan, membayar hutang dll.

2. Mengapa perusahaan melakukan go public?

Alasan suatu perusahaan melakukan penawaran umum bisa berbeda-beda, berikut Stockbit mencoba membaginya dalam 3 kelompok tujuan yang umum.

We are having a baby girl!.jpg

Mendapatkan status sebagai perusahaan Tbk.

Perusahaan melakukan go public dengan tujuan utama mendapatkan status sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bagi beberapa sektor bisnis, status ini sangat penting, karena akan menunjukkan bahwa seolah-olah perusahaan mereka dapat dipercaya, perusahaan mereka memiliki tatakelola yang baik, perusahaan mereka juga diawasi oleh berbagai pihak, informasi tentang perusahaan mereka tersedia diberbagai media, dll. Itu semua akan mereka gunakan untuk mengembangkan bisnis, mendapatkan nasabah baru, bahkan digunakan untuk alasan prestise. Alasan ini tidak salah dan bahkan boleh-boleh saja, asalkan setelah go public, perusahaan yang diwakili oleh manajemen perusahaan tidak menganak-tirikan investor minoritas. Saya mengamati tidak sedikit perusahaan yang go public dengan alasan utama ini, kemudian hari tidak memperdulikan nasib investor minoritas, bahkan tidak lagi memperdulikan kinerja perusahaan dan harga saham di pasar sekunder.

Pendanaan perusahaan

IPO juga bisa lakukan dengan tujuan utama mendapatkan dana murah dari Pasar Modal. Mengapa bisa disebut dana murah? Jawabannya karena tidak ada keharusan dan kepastian berapa keuntungan yang akan diperoleh investor dengan membeli suatu saham. Sehingga, jika suatu perusahaan melakukan go public hanya dengan tujuan mendapatkan dana murah, maka mereka tidak merasa memiliki tanggungjawab untuk memberikan keuntungan yang memadai bagi para investor. Akibatnya, keuntungan perusahaan tidak pernah tambah naik malah bahkan bisa jadi merugi setelah melakukan penawaran umum. Penawaran umum dengan tujuan utama seperti ini sangat merugikan investor, karena dana mereka tidak dihargai dengan baik oleh perusahaan yang sahamnya mereka miliki.

Menjadi perusahaan publik

Go public dengan tujuan utama menjadi perusahaan publik adalah merupakan tujuan go public yang sesungguhnya. Suatu perusahaan yang ingin menjadi perusahaan publik, mereka akan mendapat berbagai keuntungan, baik dari sisi prestise maupun dana. Tetapi, mereka harus membuat perusahaan memiliki tatakelola yang bagus, perkembangan perusahaan yang baik, dan keuntungan yang tinggi serta peduli dengan kepentingan investor. Perusahaan yang IPO dengan tujuan ini akan menjadikan para investor sebagai teman bisnis, dimana semua hak mereka tidak akan ada yang diabaikan atau dihilangkan. Mengapa ada perusahaan yang go public  dengan bersungguh-sungguh menjadi perusahaan publik? Pengalaman mengatakan bahwa suatu perusahaan yang benar-benar menjadi perusahan publik akan mendapat berbagai keuntungan yaitu harga saham mereka dihargai lebih tinggi, saham mereka akan lebih likuid, mudah mendapatkan pendanaan, kredibilitas perusahaan makin baik, bisnis mereka akan lebih cepat berkembangnya. Itu semua akan mereka miliki karena semua investor diperlakukan sebagai teman bisnis, sehingga para investor akan menjadi ujung tombak mereka, khususnya dalam pembentukan brand image perusahaan.

Dari ketiga tujuan utama suatu perusahaan melakukan IPO, masing-masing akan memiliki dampak yang sangat berbeda pada saat saham diperdagangankan di pasar sekunder. Kita sebagai investor perlu hati-hati dalam memilih dan membeli saham pada di pasar perdana, sebab kita tidak akan benar-benar tahu apa tujuan utama suatu perusahaan go public pada saat dilakukan penawaran, tapi kita akan tahu kemudian hari setelah saham tersebut di pasar sekunder. Kita hanya bisa meminimalisasi risiko dengan cara mempelajari prospektus. Dalam prosektus akan dijelaskan saham mana yang dijual, persentase saham yang akan dijual, rencana bisnis ke depan, laporan keuangan yang telah lalu, penggunaan dana, harga penawaran, dan lain-lainnya. Jika kita menemukan ada hal yang tidak masuk akal, lebih baik kita tidak berpartisipasi pada penawaran umum perdana tersebut.

3. Tahapan Initial Public Offering

Tahap pertama adalah penelaahan. Penelaahan dilakukan untuk menilai faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi kesuksesan dalam melakukan Penawaran umum perdana. Penelaahan akan membantu memahami posisi perusahaan, masa depan serta prospek bisnis perusahaan.

We are having a baby girl!(4).jpg

Persiapan

1. RUPS dan Persetujuan pemegang saham
2. Restrukturisasi/perubahan anggaran dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka
3. Penunjukkan Penjamin Emisi beserta lembaga dan profesi penunjang yang telah terdaftar di OJK.
3. Pencarian calon investor, jika dibutuhkan

Pengajuan Pendaftaran

1. Mempersiapkan persyaratan dokumen yang dibutuhkan.
2. Pengajuan dokumen ke OJK.
2. Pemeriksaan dan evaluasi oleh OJK.
3. Setelah lengkap maka OJK akan mengeluarkan pernyataan efektif.

Penawaran Umum

Pada tahapan ini, efek yang dikeluarkan oleh perusahaan boleh dipasarkan kepada masyarakat. Mekanisme penawaran umum ini diatur oleh penjamin emisi. Masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Setelah berakhirnya masa penawaran umum, perusahaan dapat melakukan penjatahan saham kepada investor dalam waktu paling lambat 2 hari kerja setelah penawaran umum.

Listing di Bursa Efek Indonesia

Pencatatan dilakukan paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penjatahan. Perusahaan juga wajib melaporkan laporan hasil penawaran umum kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah penjatahan saham.

4. Bagaimana strategi investasi saham di pasar primer?

Benarkah beli saham di pasar primer selalu untung? Investasi di saham ketika IPO bisa jadi sangat menguntungkan buat investor, namun pada faktanya tidak selalu demikian. Beberapa saham yang melakukan penawaran umum bisa saja naik tajam di hari-hari pertama perdagangan di pasar sekunder, namun setelah itu terjadi penjualan secara besar-besaran yang menyebabkan harga saham turun tajam dan tidak bangkit lagi. Mengapa bisa demikian? Strategi beli saham yang baru listing di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan perusahaan yang sudah lama, karena belum ada histori harga. Oleh karena itu, perlu sekali memahami prospektus perusahaan, karena track record dari kinerja perusahaan beserta informasi penawaran umum akan tercantum di sana. Berikut ini strategi jitu ketika memilih saham di pasar primer yang prospektif buat investasi kamu.

We are having a baby girl!(3).jpg

Tujuan perusahaan melakukan go public

Penting sekali untuk memahami tujuan perusahaan melakukan penawaran perdana, hal ini berkaitan dengan tujuan penggunaan dana hasil IPO. Perlu diperhatikan komposisi peggunaan dana, apakah untuk membayar hutang atau melakukan ekspansi bisnis. Jika komposisi penggunaan dana untuk membayar hutang lebih besar maka kamu bisa menilai bahwa perusahaan kurang produktif dalam memanfaatkan dana tersebut. Oleh karena itu, penting sekali untuk benar-benar memahami prospektus perusahaan.

Jumlah saham yang dilepas

Jumlah saham yang dilepas perusahaan sangat penting untuk diperhatikan karena akan sangat erat kaitannya dengan likuiditas saham di pasar sekunder. Semakin sedikit jumlah saham yang dilepas perusahaan maka likuiditas perdagangan saham tersebut akan semakin kecil.

Rekam jejak penjamin emisi/ underwriter

Rekam jejak penjamin emisi memang cukup penting untuk diperhatikan, oleh karena itu kamu perlu untuk memperbanyak informasi mengenai riwayat penjamin emisi ketika menangani Initial Publik Offering. Dalam artian, kamu harus melihat pergerakan harga saham yang pernah ditangani penjamin emisi tersebut, apakah pelaksanaannya sukses atau tidak? Oversubscribe atau undersubscribe? Jika Oversubscribe, berarti cukup bagus karena banyak yang berminat untuk membeli sahamnya. Apakah saham tersebut naik ketika dijual di pasar sekunder atau tidak?

Kondisi keuangan perusahaan

Ini adalah yang paling penting untuk diperhatikan, jangan sampai kamu berinvestasi pada perusahaan yang tidak kamu ketahui kinerja keuangannya, atau istilahnya beli kucing dalam karung. Kamu harus mengetahui perusahaan tersebut bergerak di sektor apa? menilai kinerja laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir dan membandingkannya dengan perusahaan yang sejenis.

Indikator yang bisa kamu lihat seperti price earning ratio (PER), price to book value (PBV), Enterprise Value to EBITDA (EV/EBITDA), dan Net Asset Value (NAV). Semuanya tergantung dari sektor dari calon emiten tersebut.

Pertimbangkan juga untuk memilih saham perusahaan yang grup-nya sudah eksis, terpercaya, dan jelas bisnisnya.

Investor yang berminat untuk investasi

Siapa peminat saham tersebut? apakah investor domestik atau investor asing? Tidak bisa dipungkiri bahwa foreign flow memang sesuatu yang cukup penting untuk diperhatikan, karena biasanya investor asing yang membeli suatu saham melihat adanya prospek jauh ke depan. Saham yang diminati oleh banyak investor asing biasanya lebih berpotensi untuk naik. Bagus atau tidaknya prospek saham di pasar perdana bisa dilihat dari pemesan sahamnya, apakah oversubscribe atau undersubscribe. Jangan heran kalau ketika kamu memesan saham IPO, kamu hanya dapat jatah saham yang sedikit, karena biasanya penjamin emisi akan selektif dalam memilih investor. Kamu justru harus waspada ketika semua pesanan saham mendapat jatah saham, karena berarti saham tersebut sepi peminat.

Perhatikan tren pasar

Tips terakhir saat memilih saham IPO adalah tren yang terjadi di pasar. Apakah sedang dalam tren beasish atau bullish. Indikatornya adalah pertama dari IHSG yang ke dua adalah kondisi industri dari perusahaan calon emiten tersebut. IHSG menjadi indikator yang menggambarkan kondisi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Saham yang go public ketika tren pasar sedang bearish biasanya akan sedikit peminatnya karena memang pasar saham yang cenderung lebih berisiko dibanding instrumen investasi lainnya. Sedangkan dari sisi industri, kamu bisa memperhatikan apakah saat ini industri dari perusahaan calon emiten sedang bergairah atau justru sedang lesu. Jangan pernah membeli saham yang kondisi industrinya sedang lesu karena saham yang berada pada industri yang sama akan cenderung memiliki arah pergerakan harga yang sama. 

5. Istilah-istilah berkaitan dengan IPO

Due diligence
adalah salah satu tahapan dalam go public di mana pada tahap ini perusahaan yang berencana go public harus melakukan pertemuan dengan sekuritas yang bertindak sebagai underwriter (penjamin emisi) perusahaan tersebut.

Underwriter
underwritter adalah istilah lain dari penjemin emisi efek yaitu Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

Prospektus
adalah informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum,‭ ‬baik saham maupun obligasi.‭ ‬Dalam prospektus saham perusahaan terdapat banyak informasi yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang melakukan penawaran umum.

‭Prospektus adalah dokumen yang berisi s‬etiap informasi mengenai penawaran umum perusahaan dalam rangka penjualan saham perusahaan. Informasi penting yang terdapat dalam prospektus antara lain nilai nominal saham, harga penawaran, jumlah saham yang ditawarkan, bidang usaha, prospek usaha, resiko usaha, kebijakan dividen perusahaan, kinerja keuangan, agen penjual, dll.

Full Commitment
Full commitment atau sering juga disebut firm commitment underwriting adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek dimana penjamin emisi mengikatkan diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan membeli sisa efek yang tidak laku terjual.

Best Effort
Dalam komitmen ini, underwriter akan berusaha semaksimal mungkin menjual efek-efek emiten. Apabila ada efek yang belum habis terjual underwriter tidak wajib membelinya dan oleh karena itu merek hanya membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan sisanya kepada emiten.

Oversubscribe
adalah kondisi dimana total saham yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham yang ditawarkan. Dalam kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan saham kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak mendapatkan sama sekali.

Undersubscribe
adalah kondisi dimana total Saham yang dipesan oleh investor kurang dari total saham yang ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapat saham sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

Allotment
Proses penjatahan Saham (biasa disebut dengan “allotment”) kepada investor yang telah memesan yang dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham.

Refund
Pengembalian dana investor yang tidak mendapat jatah saham ketika terjadi oversubscribe.

Tertarik untuk Investasi saham? Kamu bisa Buka Akun Saham Online melalui aplikasi Stockbit kamu dengan klik tombol di bawah ini.


(Analisa Fundamental Saham) 3 Rasio Untuk Memilih Saham Yang Sedang Murah by Dedi Utomo

memilih.jpg

(Analisa Fundamental) Rasio yang umum digunakan untuk mengetahui apakah suatu saham sedang diperdagangkan pada harga yang murah atau mahal  adalah PE, PBV dan EV/EBITDA. Kali ini Stockbit akan membagikan tips untuk memilih saham yang murah dengan menggunakan 3 rasio tersebut.

PE (Price to Earning Ratio)

PE ratio adalah suatu rasio dalam analisis fundamental yang menggambarkan seberapa besar investor menilai/menghargai suatu saham dilihat dari segi laba bersih per sahamnya (EPS).

Untuk mengukur apakah suatu saham murah atau mahal maka perlu membandingkannya dengan perusahaan yang berada pada industri yang sama. PE suatu saham yang kecil dibanding industrinya menandakan bahwa saham tersebut masih diperdagangkan pada harga yang murah (Undervalue).

Screenshot_48.png

Dengan menggunakan fitur Fundachart Stockbit, kamu bisa membandingkan PE suatu saham dengan PE perusahaan sejenisnya. Dari contoh di atas terlihat bahwa saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) (garis biru) saat ini diperdagangkan pada PE yang paling kecil di antara pesaingnya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa saham WSKT adalah yang paling murah diantara saham konstruksi BUMN lainnya.  

Screenshot_49.png

Penilaian murah tidaknya suatu saham juga bisa menggunakan PE standard Deviation Band, di mana ketika suatu saham memiliki PE di area -2 Standar Deviation (garis merah) menunjukkan bahwa saham tersebut masih murah (Undervalue), sebaliknya, ketika suatu saham memiliki PE di area +2 Standard Deviation (garis biru) menunjukkan bahwa saham tersebut sudah mahal (Overvalue).

Namun perlu diperhatikan, bahwa penilaian ini adalah bersifat relatif, artinya suatu saham dengan PE rendah belum tentu bagus untuk investasi kamu sebaliknya saham dengan PE tinggi juga tidak serta merta dianggap sudah mahal, kamu perlu untuk membaca laporan keuangan dan mempertimbangkan rasio-rasio keuangan yang lainnya, sehingga hasil analisa kamu akan lebih mendalam. di bagian selanjutnya, Stockbit akan membahas mengenai rasio yang cukup bagus untuk menilai harga saham.

PBV (Price to Book Value)

Nilai Buku atau Book Value memberikan perkiraan nilai suatu perusahaan apabila diharuskan untuk dilikuidasi. Nilai Buku ini adalah nilai aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan atau Balance Sheet dan dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku = Aktiva – Kewajiban). Dengan kata lain, Rasio Price to Book Value ini dapat menunjukan apa yang  akan didapatkan oleh pemegang saham setelah perusahaan membayar semua hutangnya.

Rasio PBV yang rendah merupakan tanda yang baik bagi perusahaan. Cara untuk mencari perusahaan terbaik dengan menggunakan rasio PBV adalah dengan membandingkan perusahaan dalam industri yang sama. Melalui aplikasi Stockbit komparasi PBV dapat kamu lakukan menggunakan fitur Comparison.

Screenshot_50.png

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa saham BBTN (garis biru) mempunyai rasio PBV tertinggi di antara saham Bank di kelasnya. Sementara PNBN (garis pink) memiliki PBV terendah di antara bank di kelasnya. sehingga dapat dikatakan bahwa PNBN paling murah di antara bank-bank tersebut.

Namun kembali Stockbit ingatkan, bahwa penilaian ini tidaklah bersifat absolut, dalam analisa fundamental penggunaan rasio PER, PBV, EV/EBITDA adalah bersifat relatif, penggunaan PER,PBV, dan EV/EBITDA adalah sebagai langkah awal kamu dalam memilih saham, setelah itu barulah kamu meneliti lebih dalam lagi tentang kondisi fundamental keuangan perusahaan untuk mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat.

PBV Standard Deviation Band

Screenshot_61.png

Penilaian murah tidaknya suatu saham juga bisa menggunakan PBV standard Deviation Band, di mana ketika suatu saham memiliki PBV di area -2 Standar Deviation menunjukkan bahwa saham tersebut masih murah (Undervalue), sebaliknya, ketika suatu saham memiliki PBV di area +2 Standard Deviation menunjukkan bahwa saham tersebut sudah mahal (Overvalue)

Dari gambar di atas bisa kamu lihat bahwa saham Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) memiliki PBV di area rata-rata PBV 3 tahunnya, artinya saat ini saham BTPN diperdagangkan pada harga wajarnya. 

EV/EBITDA

Jika kamu sering melihat riset saham, tentu kamu tidak asing dengan rasio EV/EBITDA, rasio ini mirip PE Ratio akan tetapi para analis menilai metode ini lebih canggih dibanding PE Ratio.

EV adalah Enterprise Value dan EBITDA adalah Earning Before Interest, Tax, Depreciation dan Amortisation.

EV dibagi dengan EBITDA akan menghasilkan suatu rasio yg menunjukan apakah suatu saham murah (Undervalue) atau sudah mahal (Overvalue).

Investor strategis umumnya menilai suatu perusahaan murah jika angka EV/EBITDA ini dibawah 6, namun karena penilaian ini bersifat relatif, maka untuk menilai suatu saham perlu untuk membandingkannya dengan perusahaan sejenis.

Apa itu EV atau Enterprise Value?

Enterprise Value adalah angka yg menunjukan besarnya value dari suatu perusahaan atau disebut Firm's Value.

Bedanya EV dan Market Capitalisation:

  1. Market Capitalisation adalah = Jumlah saham x Harga saham

  2. Pada suatu buyout/akuisisi, seorang investor harus membayar sebesar nilai kapitalisasi pasar untuk mendapatkan perusahaan tersebut.

  3. Tapi saat dia mendapatkannya, dia juga mendapatkan debt atau Utang perusahaan yg menjadi Kewajibannya.

  4. Disamping itu , dia juga mendapatkan cash yg menjadi haknya.

Jadi Enterprise value dihitung sebagai Market Capitalisation + Debt - Cash

Contoh : 

Saham INDF memiliki Enterprise Value sebesar 91,716 T

Jadi harga teoritis jika INDF di takeover pada suatu buyout adalah = 91,716 T

Kalau dikonversi ke lembar saham = 91.716/8,78 = Rp 10.446, angka ini lebih tinggi dari harga saham INDF saat ini Rp 7.075 karena debt perusahaan lebih besar dari cash.

Apa itu EBITDA?

EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Tax, Depreciation and
Amortisation.

Jadi EBITDA = Net Profit + Interest + Tax + Depreciattion + Amortisation

Kenapa Depreciation dan amortisation ditambahkan untuk mendapatkan angka EBITDA ini ?
Depreciation adalah Non cash expense (beban perusahaan tetapi tidak dibayarkan dalam bentuk cash)

Kita ambil contoh sebuah perusahaan membeli mesin seharga 500 milliar dan disusutkan selama 5 tahun, mesin tersebut dibayar cash sekaligus pada saat pembelian.
Mesin ini dibukukan sebagai asset pada neraca dan setiap tahun disusutkan pada account akumulasi penyusutan.

Jadi pada akhir tahun ke 1 : Asset = 500 M, akumulasi penyusutan = 100 M, book
value
= 500 -100 = 400 M

Pada akhir tahun ke 2 : Asset tetap 500 M, akumulasi penyusutan = 200 M , book
value
= 500 - 200 = 300 M

Sesudah asset dibeli, tidak ada transaksi cash yg melibatkan penghapusan asset ini selama 5 tahun umur asset ini.

Tapi saat menghitung Operating profit, biaya penghapusan 100 M setahun dianggap sebagai expense dan mengurangi operating profit.

Itulah alasan kenapa analis saham menambahkan depreciation pada Laba Operasi untuk mendapatkan angka EBITDA. 

EBITDA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas yang benar-benar dihasilkan dari aktivitas operasi. Penggunaan EBITDA dinilai lebih fair dibandingkan dengan Laba Bersih karena bebas dari distorsi penerapan metode akuntansi terhadap item laba/rugi.

Penggunaan EV/EBITDA
Mengutip dari salah satu tulisan  Stockbitor Bapak JSPutera (@JS76115)
Pada dasarnya, dari setiap investasi yang kita bayarkan (EV), tentu pertanyaan logis berikutnya adalah : hasil seperti apa (EBITDA) yang bisa kita dapatkan.

Tidak ada bedanya dengan saat kamu menanamkan dana dalam bentuk deposito, atau membeli bond. Nilai deposito serta harga bond yang kita bayarkan pengertiannya sama seperti EV pada saat kita melakukan stock-investing. Dan suku bunga deposito atau kupon bunga obligasi tiada lain pengertiannya adalah seperti EBITDA ketika kita melakukan stock-investing.

EV/EBITDA pada dasarnya merupakan inverse (kebalikan) dari angka yield (return). Jadi jika kita membeli sebuah perusahaan dengan EV/EBITDA sebesar 20, maka kita tahu bahwa yield dari perusahaan ini buat kita adalah 5%, atau 1 dibagi 20. Apa arti dari angka 20 ini? Angka 20 ini menunjukan tahun yang kita butuhkan agar yield (EBITDA) itu bisa mengembalikan dana yang kita keluarkan untuk investasi ini (EV). Sama halnya ketika kamu menyimpan dana dalam bentuk deposito, dan mendapatkan bunga sebesar 5%/tahun (yield), maka perlu waktu 20 tahun agar hasil bunga itu bisa sama dengan pokok (EV) deposito yang kamu simpan tersebut.

Saya hanya ingin mengingatkan, bahwa Stock-Screener yang kita lakukan dengan menggunakan EV/EBITDA (maupun kriteria lainnya) harus dipandang sebagai titik awal, untuk mengkaji gambaran perusahaan dengan lebih rinci. Kita tidak bisa serta-merta hanya menggunakan hasil screener ini, dan memakai-nya langsung sebagai pedoman kita berinvestasi.

Stock-screener sangat membantu kita untuk :
1) mendapatkan informasi tentang emiten yang baik.
2) mendapatkan informasi apakah harga sahamnya juga baik.

Seperti kita tahu, hanya ada 3 hal yang kita perlukan untuk bisa berhasil dalam melakukan investasi di pasar modal :
1) membeli perusahaan yang baik.
2) membelinya dengan harga yang baik juga.
3) memberi kesempatan kepada waktu untuk menggandakan investasi kita.

Stock-screener sangat membantu kita at least untuk menerapkan butir 1) dan 2) pedoman investasi di atas. Kedua butir pedoman pertama ini merupakan hal yang relatif mudah kita lakukan. Kita tinggal memasukan sejumlah rasio baku, dan segera kita mendapatkan daftarnya. Apabila kamu sudah bisa melakukan hal ini, maka 60% pekerjaaan sudah kamu lakukan dengan baik. Mendisiplinkan diri di saat yang sama menerapkan pedoman di butir 3) merupakan hal yang tidak mudah.

Mengapa sulit? Konstruksi pembentukan harga yang terjadi di pasar modal, serta derasnya arus informasi yang seakan tidak ada hentinya, membuat tidak mudah menerapkan pedoman di butir ke-3 ini. Namun buat mereka yang bisa secara disiplin menerapkannya, bisa dengan mudah memahami pernyataan bahwa "expanding your time-horison will do wonder to your portfolio performance".

Semoga membantu Stockbitor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat. Yuks gabung dengan komunitas saham terbesar di Asia Tenggara dan kamu bisa berdiskusi, analisa, dan berinvestasi saham dari satu aplikasi secara mudah.

Investasi dan Trading Saham itu Judi? Ini Penjelasannya by Dedi Utomo

Banyak orang di luar sana yang enggan untuk memulai investasi saham karena beranggapan bahwa saham adalah judi. Apakah kamu adalah salah satu yang beranggapan seperti itu? Stockbit akan meluruskan kesalahpahaman ini agar kamu tidak ragu lagi untuk berinvestasi saham.

gambling-poker-trading.jpg

Awal munculnya persepsi

Anggapan bahwa investasi di saham itu judi merupakan kesalahpahaman. Ada beberapa alasan yang menyebabkan munculnya persepsi ini.

  • Karena tidak ada pertukaran barang fisik pada saat jual/beli saham

Saat ini transaksi saham dilakukan tanpa warkat (scripless trading). Sistem perdagangan Efek di bursa Efek yang dilaksanakan secara elektronik dengan penyelesaian melalui sistem pemindah bukuan (book-entry settlement system) atau perpindahan Efek maupun dana hanya melalui mekanisme debit-kredit atas suatu rekening sekuritas (securities account). Adapun tanda bukti kepemilikan Efek tidak lagi akan berbentuk fisik sertifikat Efek, tetapi diwujudkan dalam rekening Efek pada Kustodian Sentral Efek Indonesia.

  • Banyak orang jual beli saham seperti mereka berjudi

Pilih perusahaan mana yang ingin dibeli lalu berharap semoga harganya naik dalam waktu singkat. Seperti kebanyakan orang berjudi, orang yang bertransaksi saham seperti ini umumnya merugi.

Masih bingung? Oke kita perjelas lagi ya.

Berjudi adalah mengambil keputusan berdasarkan spekulasi, investasi berdasarkan keahlian dan sistem yang bisa dipelajari.

Judi biasanya dipicu oleh keinginan mencari untung dalam waktu singkat, sangat dipengaruhi oleh emosi seperti ketamakan dan ketakutan dan tanpa melakukan analisa terlebih dahulu. Sedangkan investasi dilakukan berdasarkan strategi dan diputuskan berdasarkan data-data riset keadaan pasar.

Judi menginginkan keuntungan instan, investasi membutuhkan waktu.

Investasi adalah sebuah proses, jadi membutuhkan waktu untuk menghasilkan keuntungan meskipun tetap ada resiko untung dan rugi. Jika kamu mencoba mencari keuntungan dari naik turunnya saham dalam waktu yang singkat, maka hal itu bisa mengarah ke perjudian.

Penjelasan Fatwa MUI

Menurut Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011, investasi saham di Bursa Efek Indonesia dianggap sesuai syariah apabila hanya melakukan jual-beli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang secara syariah – yaitu transaksi spekulatif , transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan analisis, riset atau pengetahuan. Di Bursa Efek Indonesia sendiri daftar saham yang masuk dalam kategori syariah masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES/$ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII).

Jadi bertransaksi saham di Bursa Efek Indonesia sebenarnya bukanlah berjudi, karena sudah ada fatwa dari MUI yang menjelaskan bahwa transaksi saham adalah halal. Judi atau tidaknya adalah tergantung kita, sebagai investor kita harus membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk memulai berinvestasi saham agar kita lebih selektif dalam memilih saham untuk investasi, dan menggunakan metode transaksi yang benar disertai dengan analisis mengenai kondisi perusahaan yang ingin kita beli sahamnya.

Jangan ragu lagi untuk memulai investasi, semakin cepat kamu memulai, maka potensi keuntungan yang akan kamu peroleh juga akan lebih tinggi.

Diskusikan analisa saham kamu melalui aplikasi Stockbit, kamu juga bisa bertransaksi saham secara langsung melalui aplikasi Stockbit, karena Stockbit bekerjasama dengan Sinarmas Sekuritas menyediakan fitur untuk transaksi beli dan jual saham. Kamu bisa bertransaksi saham melalui platform Stockbit yang bisa diakses melalui Web, Android, dan iOS.

Baca : Stockbit Real Trading: Cara Baru Investasi Saham Online

Melalui Stockbit, Investasi saham kamu akan lebih mudah dan terarah karena kamu bisa berdiskusi, analisa, dan bertransaksi saham dari satu tempat.