Kamu menolak Risiko
Berinvestasi di pasar saham itu berisiko. Sebagian besar dari kamu sudah tahu itu, kan? Risiko berarti ketidakpastian tentang hasil yang akan kamu dapatkan. Singkatnya, tidak ada pengembalian investasi saham yang dijamin.
Setiap pasar saham di dunia bergerak fluktuatif. Harga dari setiap saham memiliki kecenderungan untuk naik dan turun. Volatilitas ini yang membuat investasi di pasar saham lebih berisiko dari pada instrumen investasi lainnya.
Kamu tidak tahu tentang saham
Jika kamu tidak tahu cara berenang, jangan melompat ke air. Tidak, kamu tidak bisa belajar berenang saat kamu sudah berada di dalam air. Pastikan kamu memahami cara kerja pasar saham sepenuhnya sebelum membeli saham pertama kamu. Jika kamu tidak memiliki niat melakukan itu, kamu lebih baik tidak berinvestasi di saham.
Kamu bukan seorang pembelajar
Saham mewakili bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan. Investor yang baik akan terus belajar tentang berbagai jenis bisnis. Kamu pada dasarnya tidak membutuhkan gelar MBA untuk mulai investasi saham, tetapi kamu harus mau belajar cukup banyak tentang bisnis untuk menyaingi pemahaman bisnis para penyandang gelar MBA. Jika kamu tidak melakukannya, kamu mungkin tidak dapat menilai kapan kondisi bisnis saham yang kamu pegang berubah menjadi buruk.
Kamu adalah orang yang tidak sabar
Saham naik dan turun seiring waktu, banyak investor yang berusaha untuk menari-nari selama kenaikan dan penurunan ini, namun justru berakhir dengan membeli di harga tinggi dan menjual dengan kerugian. Satu hal yang perlu diingat adalah, jika kamu berinvestasi di perusahaan yang stabil dan saham turun tetapi perusahaan itu masih sehat, penurunan harga adalah kesempatan membeli bukan waktu untuk menjual.
Ya, jika perusahaan atau pasar telah berubah dan kinerja perusahaan menurun, mungkin ada baiknya untuk keluar dari saham tersebut.
Kamu memiliki wawasan jangka pendek.
Jika kamu ingin menjadi kaya dalam 2-3 tahun, kamu harus mempertimbangkan menjadi juara dunia di Poker atau merampok bank.
Saham membutuhkan waktu untuk berkembang dan sering kali tumbuh bersama seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, ini bisa memakan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun. Sering kali, perusahaan melalui fase pertumbuhan stagnan atau bahkan negatif. Jika kamu sudah cukup tua dan tidak memiliki cukup waktu untuk menunggu, pasar saham mungkin tidak cocok untuk kamu.
Kamu Terlalu Emosional dalam Mengambil Keputusan Investasi
Sering kali seorang investor mengambil keputusan investasi yang tidak objektif manakala terlalu emosional. Terutama ketika pasar sedang jatuh, mudah untuk takut dan menjual semua saham. Akibat berbagai emosi ini, investor berpotensi mengambil keputusan yang justru merugikan. Beberapa orang tidak boleh memiliki saham sama sekali karena terlalu emosional dengan fluktuasi pergerakan harga saham.
Baca juga : Bagaimana Biar Tidak Mudah Panik Dan Emosional Ketika Investasi Saham?